Biaya Study Tour Bikin Ketar-ketir, ke Pangandaran Ditarif Rp 850.000

Biaya Study Tour Bikin Ketar-ketir, ke Pangandaran Ditarif Rp 850.000
0 Komentar

TASIKMALAYA, RADARTASIK.ID – Isu soal biaya study tour memberatkan orang tua siswa bukan cuma isapan jempol.

Masalah ini selalu jadi polemik setiap menjelang libur sekolah maupun akhir tahun ajaran.

Sebab biasanya kegiatan belajar sambil rekreasi ini diselenggarakan di akhir semester atau sebelum libur panjang.

Baca Juga:Catatan LHP BPK, 9 Paket Pekerjaan Jalan Desa di Ciamis Kelebihan Bayar Rp 1,3 MiliarRp 131 Juta Pajak Reklame di Kota Tasikmalaya Tak Dipungut, SKPD Akui Belum Melakukan Inventarisasi

Seperti yang dikatakan Kokom, orang tua siswa salah satu SMP di Kota Tasikmalaya.

Ia mengungkapkan bahwa study tour sudah jadi satu agenda wajib dari sekolah untuk diikuti semua siswa kelas 11. Termasuk anaknya.

Namun ia menyesalkan soal biaya study tour yang harus dikeluarkan. Nilainya cukup memberatkan.

“Anak saya sudah study tour ke Yogyakarta, Candi Borobudur. Waktu itu diminta bayarnya Rp 800.000. Cukup wajar tetapi itu belum dengan ongkos jajan anak. Lebih dari sejuta lah saya keluar,” ungkap dia kepada Radar, Kamis (14/12/2023).

Ibu dua orang anak itu juga menyatakan bahwa kegiatan study tour pada kenyataannya menjadi semacam ‘ancaman’ menakutkan bagi anak jika tidak ikut.

Sehingga mereka akan terus merengek dan memaksa orang tua pontang-panting mencari cara untuk mendapatkan biaya.

“Iya wajib katanya, ngaruh ke nilai kata anak saya. Bahkan, yang gak ikut juga harus tetap bayar meskipun memang tidak sepenuhnya,” tuturnya.

Baca Juga:Ivan Dicksan Jadi Pusat Perhatian di Bazaar Murah DadahaCakupan Kesehatan Semesta Kota Tasikmalaya Capai 100 Persen

Kokom mengaku tidak berdaya menghadapi program atau kegiatan yang sifatnya seolah wajib dari sekolah.

Ia tak mungkin menolak permintaan anaknya. Hanya saja dia berharap kegiatan study tour yang diselenggarakan seminimal mungkin tidak memakan biaya besar.

“Saya kan anak gak cuman satu, semuanya pasti bakal study tour. Padahal yang dekat juga bisa, kalau memang niatnya ya belajar di luar kelas,” kata Kokom.

Lain lagi dengan cerita yang dialami Dedeh. Anaknya bersekolah di salah satu tsanawiyah dan baru kelas 11.

0 Komentar