Biasa-Biasa Saja, Hutan Kota di Garut Tidak Menarik untuk Dikunjungi

hutan kota di garut
Beberapa area hutan kota di Kabupaten Garut terlihat kumuh, Selasa, 4 Juni 2024. (Agi Sugiana/Radartasik.id)
0 Komentar

GARUT, RADARTASIK.ID – Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Garut berencana merevitalisasi hutan kota pada tahun anggaran 2025. 

Kepala DLH Kabupaten Garut Jujun Juansyah mengatakan, meskipun hutan kota di Garut akan direvitalisasi pada 2025, pihaknya tetap menjalankan tugas pemeliharaan fasilitas. ”Tahun 2024 kita lebih ke pemeliharaan sederhana saja,” ucapnya, Rabu, 5 Juni 2024.

Sementara untuk rehabilitasi dan revitalisasi hutan kota, karena membutuhkan dana yang cukup besar, maka pihaknya merencanakannya pada tahun 2025. Saat ini, pihaknya sedang menyusun detail engineering design (DED)-nya.

Baca Juga:Siap-Siap, Juru Parkir Jalan Ciledug Akan Dipindah Imbas Relokasi PKL dari Jalan Ahmad Yani GarutMantap Maju di Pilkada Garut 2024, Putri Karlina Intens Jalin Komunikasi Politik

Dalam memelihara hutan kota, pihaknya menggandeng perusahaan-perusahaan untuk menyalurkan dana corporate social responsibility (CSR). 

”Sudah hampir 9 perusahaan yang sudah melakukan CSR dengan kita untuk pemeliharaan hutan kota,” katanya.

Kesembilan perusahaan tersebut, kata Jujun, ada yang sudah terjun ke lapangan. Ada juga yang masih membuat DED untuk merevitalisasi hutan atau taman kota ke depannya.

Ia menilai kolaborasi ini merupakan hal yang harus tetap dilanjutkan dan dibina. 

”Harus terus dilanjutkan dan dibina bagaimana tanggung jawab hak dan kewajibannya, ini bagus harus tetap dipertahankan,” lanjutnya.

Ia berharap pemeliharaan hutan kota di Garut minimal satu bulan sekali. Namun pihaknya tetap melihat kondisi perusahaan.

Selama ini, Jujun menyebut selain biaya, kurangnya personel di lapangan menjadi kendala untuk pemeliharaan hutan kota. 

Baca Juga:Pengelola Toko Jalan Ciledug Angkat Bicara soal Relokasi PKL dari Jalan Ahmad Yani Kabupaten GarutPKL Jalan Ahmad Yani Garut Ingin Bertahan, Ciledug Juga Sama-Sama Jalan Umum

”Ya betul, kenapa ada CSR juga supaya kita kolaborasi, sehingga kendala keuangan bisa diminimalisir,” katanya.

Saat ini, anggaran untuk pemeliharaan hutan kota hanya di kisaran Rp 200 juta per tahun. Idealnya, menurut Jujun, anggaran pemeliharaan sekitar Rp 1 miliar.

Sebelumnya, salah seorang warga Feri (40) mengatakan, hutan kota di Garut saat ini tidak menarik untuk didatangi atau dijadikan tempat istirahat. 

”Hutan kota tidak memberikan kesan menarik untuk dikunjungi,” katanya.

Hutan kota menjadi tidak menarik dikunjungi karena pemeliharaan yang kurang serta tempatnya yang kotor juga bau pesing. (Agi Sugiana)

0 Komentar