“Jadi bingung. Barang yang ada juga tidak nyampai 50 juta. Tidak ada kejelasan RKA kepada kami (Dewan Katasik), 50 juta termasuk apa aja kita gelap gak bisa menjawab. Enggak ada vulgar dari instansi, 50 juta itu sampai mana, lpj-nya gak dibuka Dewan Katasik” tambahnya.
Bagi Panji dan anggota Dewan Katasik, Rp 50 juta yang dikeluarkan Pemkot itu tidak termasuk memberikan apresiasi terhadap tenaga yang mereka keluarkan.
“Sementara saya lagi mikir, tambahan anggaran lain. Udah minta ke kelurahan tapi belum di-support. Baru kemarin bertemu pak lurah dan babinsa, tapi kami belum diberitahu soal dana kelurahan yang disisihkan untuk Katasik,” tuturnya.
Baca Juga:Seluruh Surat Suara Pemilu Tuntas Diterima KPU Ciamis, Tinggal DilipatTiap Lorong Katasik Dapat Rp 50 Juta, Gravity dari Dispora, Pengerjaan Swadaya
Saat ini, di Katasik Tawang sudah menerima bentuk dari uang stimulan itu di antaranya kayu, genting, sound dorong, lampu hias, dan cat.
Pengerjaan di luar keahlian warga pun, terpaksa meminta tenaga dari orang luar yang mengharuskan bayar.
“Intinya, terkendala di wilayah saya itu. Terrkesan wilayah saya ini dipaksakan,” tandasnya.
Panji menilai tidak hanya kawasannya yang terkesan dipaksakan membangun Katasik tanpa arahan dan inovasi yang jelas. Ada setidaknya dua kecamatan lain yang juga kerepotan seperti tim-nya.
Lorong Katasik yang berlokasi di Kampung Sindanggalih, RW 12 Kelurahan Kahuripan Kecamatan Tawang Kota Tasikmalaya, diakui pihak kecamatan memang bukanlah satu-satunya yang ditawarkan kepada Cheka sebagai lokasi tetap.
Ada dua lokasi pembanding lain, salah satunya dalah di Jalan Cikalang. Namun, karena Cheka hanya sempat memeriksa lorong di Sindanggalih, di kesempatan yang sama langsung ditetapkan.
“Sebenarnya kami ada tiga opsi. Kami tawarkan juga ke pak Pj, mungkin karena gak sempat menengok karena sibuk juga, beliau lihat di Sindanggalih langsung diresmikan yang di sana,” kata Maryamah, Kepala Seksi Ekonomi dan Pembangunan. (Ayu Sabrina B)
Baca berita dan artikel lainnya di google news