Bau Sampah Ganggu Usaha Warung Kopi di Cikurubuk

bau sampah
Suryadi menunjukkan gunungan sampah di depan warung kopinya yang terpaksa tutup sementara karena bau menyengat. (Ayu Sabrina/Radartasik.id)
0 Komentar

TASIKMALAYA, RADARTASIK.ID – Tumpukan sampah masih tampak memenuhi sejumlah lokasi strategis di Kota Tasikmalaya pasca Lebaran.

Hingga Kamis, 18 April 2024, gunungan sampah mudah ditemukan di semua tempat.

Termasuk ‘Lautan Sampah’ di Pasar Cikurubuk yang menggunung hingga ke depan kios para pedagang.

Kondisi ini membuat warga pasar tak nyaman dan menutup sementara usaha mereka karena bau tidak sedap di depan hidung.

Baca Juga:KH Atam Rustam Dapat Rekomendasi dari PGM Indonesia untuk Maju di Pilkada 2024!Peluang Asep Sopari Diusung Gerindra Kabupaten Tasikmalaya Menguat!

Seperti diakui Suryadi, pemilik kedai makan dan minum yang tepat berada di depan depo sampah Pasar Cikurubuk.

Ia terpaksa menutup warung makannya itu, lantaran tak kuat dengan bau busuk.

“Kondisi seperti ini terjadi sejak hari raya (Idul Fitri) sampai sekarang,” ujarnya saat ditemui di lokasi kemarin.

Suryadi mengaku rugi. Ia tak bisa berjualan. Meski begitu ia tak segan memberikan minuman, jika para petugas kebersihan di Depo sampah yang kehausan.

“Saya pun jualan di sini kecil-kecilan makanan buat minuman kawan-kawan ini (Petugas TPS) gak bisa jualan. Udah berapa minggu gak bisa jualan,” paparnya.

“Kalau teman-teman mau minuman es gitu, ya dibukalah. Kasihan,” cetus Suryadi.

Terpisah, Kepala UPTD TPA Ciangir, Deni Indra menerangkan bahwa volume sampah setelah Idul Fitri berkisar antara 230-240 ton per hari.

Jumlah ini meningkat dari biasanya hanya 180-200 ton per hari.

“Jumlah ini memang meningkat dari biasanya,” kata dia.

Baca Juga:PKB Kota Tasikmalaya Bantah Telah Usung CalonIKA SMAN 1 Tasikmalaya Bagikan 750 Paket Nasi dan Takjil

Sementara itu, di Depo Sampah Dadaha bau busuk juga menembus tirai-tirai rumah makan dan pedagang kaki lima. Hal ini membuat para pengunjung malas untuk ngopi dan makan-minum di warung-warung yang tak jauh dari depo sampah.

“Ini sering bau ke sini nyampe. Padahal agak jauh sih. Rugi karena yang beli sering ngeluh bau kadang sepi juga ya karena bau ini,” kata Dadah pedagang Nasi Tahu di dekat Depo.

Tidak hanya pedagang, bau yang ditimbulkan dari Depo Dadaha itu menembus pintu tempat tinggal warga.

Warga yang enggan disebut namanya itu, hanya berharap sampah tidak menumpuk berhari-hari. Bau tak sedak itupun turut menempel ke kediaman warga.

0 Komentar