Akta Kelahiran Sulit Didapat oleh Anak yang Tinggal di Panti Asuhan, Ini Sebabnya

akta kelahiran
Akta kelahiran sulit didapat oleh anak-anak yang tinggal di panti asuhan. Hal itu lantaran keluarga mereka sulit ditelusuri. (Ayu Sabrina/Radartasik.id)
0 Komentar

TASIKMALAYA, RADARTASIK.ID – Banyak anak yatim piatu yang tak diketahui orang tuanya, tak bisa mendapatkan atau mengurus akta kelahiran. Nasib mereka pun menjadi terlunta-lunta. 

Sebagaimana diatur dalam Permendagri No 9/2016, anak-anak yatim piatu yang tidak diketahui orangtuanya tak bisa mendapatkan atau mengurus akta kelahirannya, jika tidak mengantongi surat pernyataan tanggung jawab mutlak. 

Surat pernyataan tanggung jawab mutlak adalah surat yang wajib dilampirkan dalam mengurus akta kelahiran, antara lain bagi anak-anak yang tidak diketahui orangtuanya. Namun bukan perkara mudah menemukan keluarga anak panti asuhan. 

Baca Juga:PPP Pangandaran Belum Memikirkan Arah Koalisi untuk Pilkada 2024, Komunikasi Baru Sebatas ‘Say Hello’Kota Banjar Siap Sambut Pilkada 2024: Berharap Bersih dari Politik Transaksional

Seperti yang diceritakan ketua Panti Asuhan Nurul Millah Kecamatan Tawang, Lela Nurlaila bahwa berdasarkan pengalamannya butuh waktu bertahun-tahun bagi pihak panti menemukan keluarga anak yang telantar di panti asuhan. 

Ia pernah mencoba menelusuri keluarga anak di panti asuhan dan menghabiskan waktu tiga tahun demi sang anak asuh bisa mendapatkan kelahiran. 

“Meski tidak ada ibunya atau bapaknya kami usahakan cari keluarganya,” ucapnya kepada Radar, Selasa (26/3/2024). 

Jika memang sudah tidak memiliki kedua orang tua, dan tidak bertemu dengan keluarga anak, Lela mengatakan mesti memasukkan anak tersebut ke dalam Kartu Keluarga (KK) miliknya. 

“Ya kalau tidak ada sama sekali harus masuk KK saya. Namun sejauh ini kami selalu mengupayakan anak itu bertemu dengan keluarganya. Bukan sekadar kebutuhan administrasi semata tetapi kasih sayang nyata dari keluarganya paling utama,” jelas Lela. 

Kendati demikian butuh usaha ekstra untuk menemukan keluarga sang anak, yang mungkin bukan berada di daerah sama. Terkadang mereka mencari hingga ke luar kota bahkan ke luar pulau. 

“Kita mencari sampai ke luar kota. Nanya ke sana ke mari karena ke anaknya kalau masih kecil suka lupa-lupa ingat,” terang Lela. 

Baca Juga:Tempat Pengolahan Limbah Medis di Kota Banjar Digerebeg PolisiSoal PHK Massal di Kota Banjar, Begini Analisis Pengusaha Muda

Jangankan mengingat sanak keluarga, beberapa anak yatim juga tidak mengetahui hari lahir mereka.

 Sehingga merayakan hari ulang tahun merupakan hal sukar bagi mereka. Belum lagi, menurut Lela tidak jarang anak-anak panti asuhan itu mendapatkan cemoohan dari teman sejawatnya di sekolah. 

0 Komentar