Ajak Santri Jadi Tutor Pencegahan LGBT

Ajak Santri Jadi Tutor Pencegahan LGBT
BERSINERGI. Tim Pelaksana PbM-SK Unsil Tasikmalaya foto bersama setelah kegiatan Peran Tutor Sebaya dalam Upaya Pencegahan LGBT pada Kalangan Remaja di Pondok Pesantren Al Manshuriyah Salawu Kabupaten Tasikmalaya, Selasa (11/10/2022). Foto: istimewa
0 Komentar

“Kita tidak mau Tasikmalaya yang dikenal Kota Santri ternodai dengan angka HIV AIDS tinggi. Apalagi yang terbanyak Laki Seks dengan Laki,” ujarnya.

Untuk itu, pelaksanaan pengabdian ini dikemas dalam bentuk seminar edukasi mengenai pemahaman perilaku LGBT dan bahaya yang ditimbulkan dari perilaku tersebut. Dengan capaian, para santri bisa menjadi tutor saat menjadi penceramah di lingkungan masyarakat.

“Edukasi ini diberikan kepada santri Pondok Pesantren Al Manshuriyah dan Pondok Pesantren Al Barokah Kecamatan Salawu, dengan harapan bisa menjadi tutor sebaya. Tentunya agar dapat memutuskan mata rantai perilaku LGBT,” katanya.

Baca Juga:SDN 2 Tuguraja Borong Piala FTBIHasilkan Lulusan yang Mudah Diserap Pasar

Dengan begitu, nantinya santri bisa sebagai tutor kepada teman sebaya untuk memberikan pengetahuan dan pemahaman bahaya LGBT.  “Sehingga dapat memutus rantai penyebaran perilaku LGBT di kalangan remaja,” ujarnya.

Selain itu, santri pun diberikan buku saku yang berisi tentang edukasi pencegahan LGBT pada remaja. “Tentunya dapat dijadikan sebagai panduan bagi orang tua, guru, remaja dan pengelola pengelola pondok pesantren dalam upaya  pencegahan LGBT pada remaja,” katanya.

Pimpinan Pondok Pesantren Al Manshuriyah Desa Selawu Kecamatan Selawu  Drs KH Ridwan Fuad MA menyampaikan, ada sebanyak 40 santrinya mengikuti pengabdian dari Unsil Tasikmalaya Dengan begitu bisa memahami tentang bahayanya LBGT.

“Bersyukur santri setelah diberikan wawasan bahaya LGBT, diharapkan dapat menangkalnya. Terutama menyampaikan bahayanya LBGT saat  ceramah di lingkungan pesantren atau pun di lingkungan masyarakat,” ujarnya.

Senada, Rois Pondok Pesantren Al Manshuriyah Desa Selawu Kecamatan Selawu, Fahmi Yurahmi mengaku setelah mendapat materi pengabdian Unsil Tasikmalaya ini, bisa lebih memahami bahaya LGBT.

“Kami mendapatkan materi penyebab, dampak, hukum LGBT. Setelah itu, disosialisasikan kepada santri dan masyarakat agar bisa terhindar dari LBGT,” katanya. (riz)

[/membersonly]

Belum berlangganan Epaper? Silakan klik Daftar!

Laman:

1 2
0 Komentar