JAKARTA, RADSIK – Ketua Umum Partai Demokrat H Agus Harimurti Yudhoyono, MSc, MPA, MA, menyampaikan Pidato Politik Kebangsaan dalam Rapat Pimpinan Nasional (Rapimnas) Demokrat di Jakarta Convention Center (JCC), Jakarta, Kamis (15/9/2022).
Ketua Umum Partai Demokrat yang populer dipanggil AHY itu menerangkan di usianya yang ke-21 tahun, Demokrat memiliki pengalaman yang lengkap dalam berdemokrasi. ”Kami pernah 10 tahun, memimpin jalannya pemerintahan. Kini, kami berada di luar kekuasaan. Menjalankan fungsi checks and balances bagi pemerintahan,” tuturnya dalam rilis yang diterima Radar, Jumat (16/9).
Pada Rapimnas tersebut, kata dia, Demokrat fokus pada tiga hal. Pertama, memikirkan dan mencari solusi atas persoalan rakyat. Utamanya, kondisi sosial ekonomi rakyat.
Baca Juga:Ratu WushuPemekaran Harus Mutlak Keinginan Masyarakat
[membersonly display=”Baca selengkapnya, khusus pelanggan Epaper silakan klik” linkto=”https://radartasik.id/in” linktext=”Login”]
Kedua, mengambil sikap atas sejumlah isu nasional yang fundamental. Baik soal demokrasi, kebebasan, keadilan, maupun supremasi hukum. Ketiga, harapan dan rekomendasi Demokrat, baik pusat maupun daerah, untuk Pemilu 2024.
Partai Demokrat ingin menawarkan solusi-solusi terbaik, yang dapat menjadi alternatif, penyelesaian masalah rakyat saat ini dan ke depan. ”Dalam tiga tahun terakhir ini, saya aktif berkeliling Nusantara. Menyambangi desa-desa, kecamatan, kota dan kabupaten, di 34 provinsi. Hampir di tiap tempat, saya melakukan dialog rakyat,” ujar Agus Harimurti.
”Di Jepara, Jawa Tengah, saya dihampiri oleh ibu-ibu. Ibu Daimah (52), ibu rumah tangga yang mengadu soal tingginya harga-harga. Ibu Ana (32), guru PAUD yang penghasilannya 200 ribu rupiah per bulan. Ibu Indah (25), istri seorang sopir truk, yang penghasilannya tak menentu,” tuturnya.
AHY mengungkapkan di Cianjur, Garut, dan Cirebon, Jawa Barat, para pelaku UMKM juga mengadu soal menurunnya daya beli masyarakat. ”Sementara itu, ketika saya berkemah, dengan para pengungsi korban gempa, di Pasaman Barat, Sumatera Barat, mereka bercerita soal beban kehidupan yang berat. Sudah ekonominya sulit, ditimpa bencana pula,” ujarnya.
Di Jawa Timur, Riau, Jambi, dan Aceh, kata AHY, para petani mengeluh. Harga jual komoditas di tingkat petani, masih sangat rendah. Sedangkan harga pupuk, tinggi dan langka. Membuat mereka sulit bertahan. ”Beban rakyat sekarang semakin sulit, dengan naiknya harga BBM. Inflasi sudah pasti naik. Harga bahan pokok juga pasti naik. Konsekuensinya, daya beli menurun,” katanya.