JAKARTA, RADSIK – Partai Demokrat ingin menawarkan solusi-solusi terbaik yang dapat menjadi alternative penyelesaian masalah rakyat saat ini dan ke depan. Itu disampaikan Ketua Umum Partai Demokrat H Agus Harimurti Yudhoyono MSc, MPA, MA dalam Rapat Pimpinan Nasional (Rapimnas) Demokrat di Jakarta Convention Center (JCC), Jakarta, Kamis (15/9/2022).
Ketua Umum Partai Demokrat yang populer dipanggil AHY itu menerangkan, di usia parpol ke-21 tahun, Demokrat berpengalaman lengkap dalam berdemokrasi 10 tahun memimpin jalannya pemerintahan. “Kini, kami berada di luar kekuasaan. Menjalankan fungsi checks and balances bagi pemerintahan,” tuturnya.
[membersonly display=”Baca selengkapnya, khusus pelanggan Epaper silakan klik” linkto=”https://radartasik.id/in” linktext=”Login”]
Baca Juga:Menjaga Citra Manusia PerhubunganSahabat Sehat untuk Umat
Pada Rapimnas itu, Demokrat fokus pada beberapa hal untuk kemudian mencari solusi atas persoalan rakyat. Utamanya, kondisi sosial ekonomi rakyat. Selanjutnya mengambil sikap atas sejumlah isu nasional yang fundamental. Baik soal demokrasi, kebebasan, keadilan maupun supremasi hukum. Ketiga, harapan dan rekomendasi Partai Demokrat, baik pusat maupun daerah untuk Pemilu 2024.
“Dalam tiga tahun terakhir ini, saya aktif berkeliling Nusantara. Menyambangi desa-desa, kecamatan, kota dan kabupaten di 34 provinsi. Hampir di tiap tempat, saya melakukan dialog rakyat,” ujar Agus Harimurti.
”Di Jepara, Jawa Tengah, saya dihampiri oleh ibu-ibu. Ibu Daimah (52), ibu rumah tangga yang mengadu soal tingginya harga-harga. Ibu Ana (32), guru PAUD yang penghasilannya 200 ribu rupiah per bulan. Ibu Indah (25), istri seorang sopir truk, yang penghasilannya tak menentu,” sambung dia.
AHY mengungkapkan, di Cianjur, Garut, dan Cirebon Jawa Barat, para pelaku UMKM juga mengadu soal menurunnya daya beli masyarakat. ”Sementara itu, ketika saya berkemah dengan para pengungsi korban gempa, di Pasaman Barat, Sumatera Barat, mereka bercerita soal beban kehidupan yang berat. Sudah ekonominya sulit ditimpa bencana pula,” ujarnya.
Sejatinya banyak cara dalam menyelamatkan fiskal selain menaikan harga BBM. Agus mencontohkan, misalnya dengan melakukan realokasi anggaran. Penentuan prioritas, termasuk, penundaan sejumlah proyek nasional yang tidak sangat mendesak. Sekarang, kenyataannya, lanjut AHY, harga BBM sudah dinaikkan.