22 Hektare Lahan Pertanian di Kabupaten Garut Puso, Dinas Pertanian Sarankan Hal Ini

Lahan Pertanian
Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Garut Beni Yoga
0 Komentar

GARUT, RADARTASIK.ID – Sektor pertanian tidak luput dari bencana kekeringan. Lahan pertanian di Kabupaten Garut pun terancam gagal panen.

Dinas Pertanian Kabupaten Garut mengungkapkan, kondisi lahan yang terdampak kekeringan per 30 Agustus 2023 mencapai 291 hektare. Dimana di antaranya sekitar 22 hektare lahan pertanian alami puso.

Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Garut Beni Yoga mengatakan, ada dua kecamatan di Kabupaten Garut yang lahan pertaniannya puso. Di antaranya Kecamatan Pasirwangi seluas 7 hektare dan Kecamatan Selaawi 15 hektare. “Yang puso 2 kecamatan itu sudah zonasi merah,” ucapnya, Rabu 6 September 2023.

Baca Juga:Kekeringan di Garut Meluas, 19 Kecamatan Masuk Status Siaga BencanaBaru Hari Pertama Operasi Zebra Lodaya, Sudah Ada 295 Pelanggar Lalu Lintas Kena Teguran

Beni Yoga menyoroti zonasi berdasarkan tingkat kekeringan, di mana beberapa wilayah telah mencapai zonasi merah. Hal itu menunjukkan kekurangan sumber air yang signifikan.

“Di zonasi merah ini tidak ada sama sekali sumber air yang bisa dieksplorasi untuk menyelamatkan kondisi standing crop yang di lapangan,” katanya.

Anjurkan Tak Tanam Padi di Lahan Pertanian

Zonasi kuning, kata Beni, di wilayah tersebut terdapat sedikit sumber air namun masyarakat memiliki kesulitan untuk mengaksesnya. Sedangkan zonasi hijau, di wilayah tersebut terdapat irigasi teknis sehingga kebutuhan air masih terpenuhi meskipun debit air mulai berkurang.

Dikatakannya, untuk antisipasi wilayah zonasi merah harus terdapat jaminan hidup (jadup) berupa sembako untuk mendukung para petani, termasuk buruh tani agar tetap memiliki cadangan pangan.

“Nah bagi buruh tani, kalau misalkan sudah tidak ada lahan yang bisa digarap risikonya dia kan tidak punya pekerjaan sama sekali, begitu ya. Jadi tidak ada penghasilan sama sekali, artinya ini memang jadup, artinya kebutuhan sembako dan sebagainya,” tuturnya.

Beni menganjurkan petani menanam tanaman yang tidak memerlukan air yang banyak di lahan pertanian. “Jadi cari tanaman yang pendek, yang 30 hari, 40 hari bisa dipanen dalam rangka nanti mempertahankan kondisi ekonomi di daerah,” pungkasnya. (*)

0 Komentar