“Ada nasib orang, tapi ada juga aturan. Kadang tempat jualan sudah disediakan, tapi tetap melanggar dan dijadikan pembenaran,” tambahnya.
Di akhir pernyataannya, Asep WK mengajak semua pihak untuk menggunakan kapasitas berpikir secara proporsional dan berkontribusi secara positif, tanpa terjebak pada narasi seolah-olah portal parkir menjadi simbol pembatasan hak warga.
“Yang penting itu kemampuan berpikir untuk berkontribusi jangan sampai diportal atau dibatasi,” pungkasnya. (rezza rizaldi)
