Literasi HIV Anak Muda Kota Tasikmalaya Masih Rendah, Psikolog Soroti Minimnya Edukasi Sejak Dini

literasi HIV anak muda Kota Tasikmalaya
Ilustrasi literasi HIV anak muda. olah digital AI
0 Komentar

TASIKMALAYA, RADARTASIK.ID — Rendahnya literasi kesehatan reproduksi dan pengetahuan dasar tentang HIV/AIDS di kalangan anak muda menjadi persoalan serius di Kota Tasikmalaya.

Kondisi ini dinilai tidak bisa lagi dianggap sepele, mengingat kelompok usia remaja dan dewasa awal termasuk yang paling rentan terhadap risiko penularan.

Psikolog sekaligus akademisi, Rikha Surtika Dewi, mengungkapkan keprihatinannya setelah mendapati langsung minimnya pemahaman mahasiswa terkait HIV/AIDS, bahkan pada mahasiswa tingkat pertama dengan rentang usia 19–20 tahun.

Baca Juga:SOP Jukir Masih Lemah dan Pengawasan Minim, DPRD Soroti Tata Kelola Parkir Kota TasikmalayaKetika Pemerintah Kota Tasikmalaya Telat Bayar: Siapa yang Menanggung Bunga Bank Kontraktor? 

Pengalaman tersebut ia temukan saat diskusi kelas yang sejatinya tidak secara khusus membahas HIV.

Topik itu muncul ketika mata kuliah psikologi menyinggung perkembangan remaja dan pola interaksi sosial.

“Kita ngebahas ini karena bagian dari edukasi juga, soal perilaku seks bebas, kesehatan reproduksi, dan sebagainya,” ujarnya kepada Radar, Selasa (30/12/2025).

Namun, dari diskusi tersebut Rikha justru menemukan fakta mengkhawatirkan.

Banyak mahasiswa mengaku pernah mendengar istilah HIV dan AIDS, tetapi tidak memahami perbedaan maupun proses penyakitnya.

“Saya melihat mahasiswa saya banyak yang enggak tahu tentang HIV AIDS. Mereka bukan enggak pernah dengar, tapi enggak paham HIV itu apa, AIDS itu apa,” katanya.

Menurut Rikha, rendahnya pemahaman tersebut tidak lepas dari minimnya literasi kesehatan di kalangan remaja, termasuk di Kota Tasikmalaya.

Padahal, HIV memiliki karakteristik yang sering disalahpahami karena tidak menimbulkan gejala langsung.

Baca Juga:Akses ke HZ Mustofa Ditutup Pukul 16.00 Sore ini, Padayungan Pukul 21.00: Malam Tahun Baru di Kota TasikmalayaKetua MUI Kota Tasikmalaya Ajak Warga Isi Pergantian Tahun dengan Doa dan Kepedulian Sosial

“HIV itu kan enggak kayak flu. Dia melemahkan daya tahan tubuh, dan symptom-nya bisa berupa penyakit yang enggak sembuh-sembuh,” terangnya.

Ia menambahkan, proses dari seseorang terinfeksi HIV hingga berkembang menjadi AIDS membutuhkan waktu panjang dan kerap tanpa gejala berat di fase awal.

“Kalau belum sampai AIDS, virus HIV itu masih berkumpul di dalam tubuh. Prosesnya lama, bisa lebih dari setahun, dan ini banyak yang enggak tahu,” tambahnya.

Situasi ini semakin berisiko karena remaja berada pada fase pergaulan yang dinamis.

Rikha menilai, sejak usia SMP hingga SMA, anak-anak sudah mulai memasuki fase pacaran dan eksplorasi identitas diri.

0 Komentar