“Budaya ini harus menjadi bagian, bukan tempelan. Kalau sudah masuk, harus diberi ruang,” tegasnya.
Sementara itu, Wali Kota Tasikmalaya Viman Alfarizi Ramadhan mengingatkan agar seni dan kebudayaan tidak dipandang secara sempit.
Menurutnya, pemajuan kebudayaan harus terhubung dengan sektor lain seperti pendidikan, kepemudaan, industri kreatif, hingga penyelenggaraan event kota.
Baca Juga:Jelang Malam Tahun Baru, Polres Tasikmalaya Kota Musnahkan 7.540 Botol Miras dan 517 Knalpot BrongGangguan Kamtibmas Kota Tasikmalaya Naik Sepanjang 2025, Polres Dorong Pengawasan Publik Lewat QR Code
“Kalau tujuannya membangun identitas Kota Tasikmalaya, maka seni dan budaya harus berkolaborasi dengan industri event, pendidikan, dan sektor lainnya,” tutur Viman.
Ia juga menekankan perlunya indikator pembangunan kebudayaan yang terukur dan diikat dalam komitmen lintas perangkat daerah, agar dampaknya tidak berhenti di wacana.
Adapun kepengurusan DKKT Kota Tasikmalaya periode 2025–2030 diketuai oleh Tatang Suprihatna Sumpena, dengan wakil ketua Andi Jaelani dan Eri Kustiaman.
Sekretaris dijabat Teguh Gusmantara dan bendahara Deny Suarghany. DKKT juga dilengkapi sejumlah komite seni dan budaya sebagai motor penggerak pemajuan kebudayaan daerah. (ayu sabrina barokah)
