RADARTASIK.ID – Kekalahan Genoa dengan skor 1-3 dari AS Roma di Stadion Olimpico tidak menghapus satu momen paling emosional pada laga tersebut.
Bukan gol atau hasil akhir yang menjadi sorotan utama, melainkan langkah Daniele De Rossi mendatangi Curva Sud sesaat setelah peluit panjang dibunyikan.
Datang sebagai pelatih tim tamu, De Rossi tetap memilih berjalan ke arah tribun legendaris yang selama puluhan tahun menjadi rumahnya.
Baca Juga:Sambutan Hangat Curva Sud AS Roma untuk De Rossi: Putra Roma Tidak Pernah Menjadi MusuhAS Roma Terpaksa Korbankan Artem Dovbyk demi Joshua Zirkzee
Gestur itu memantik tepuk tangan panjang dari tifosi Roma, yang sejak awal laga telah memberikan sambutan hangat kepada sang legenda.
Bagi De Rossi, pertandingan Roma kontra Genoa bukan laga biasa. Untuk pertama kalinya dalam kariernya, ia kembali ke Stadion Olimpico sebagai lawan.
Stadion yang menjadi saksi perjalanan hidup sepak bolanya—dari debut, kejayaan, hingga hari perpisahan—kini menyambutnya dari sisi yang berbeda.
Sejak sebelum pertandingan, De Rossi mengaku sudah mengambil keputusan. Hasil laga tidak akan memengaruhi sikapnya setelah pertandingan berakhir.
“Saya sudah mengatakannya sebelum laga: hasil pertandingan tidak akan mengubah apa yang akan saya lakukan setelahnya. Saya akan tetap mendatangi Curva Sud,” ujar De Rossi usai laga dikutip dari Calciomercato.
Kekalahan telak 1-3, bahkan saat Genoa sudah tertinggal tiga gol dalam waktu sekitar setengah jam, tidak mengubah niat tersebut.
De Rossi menegaskan bahwa keputusannya mendatangi Curva Sud dilandasi oleh rasa hormat dan utang emosional yang belum pernah terbayar sepenuhnya.
Baca Juga:Costacurta Kesal AC Milan Mainnya Cuma Mutar-muter di Belakang: Dulu Kami Langsung Buat Lawan TakutMedia Italia Sebut Harga Jay Idzes Sekarang Naik Hingga Rp258 Miliar
“Saya tidak sempat berpamitan dengan baik pada perpisahan terakhir saya. Karena itu, saya merasa berutang satu salam kepada mereka,” kata De Rossi.
Curva Sud, menurutnya, memiliki arti yang sangat spesial dan masih mengingat bagaimana tribun tersebut hampir selalu penuh selama puluhan tahun mendukung Roma.
Namun, ada satu momen yang tidak pernah ia lupakan ketika Curva Sud mengosongkan stadion setelah dirinya dipecat sebagai pelatih Roma .
“Curva Sud hampir seratus tahun selalu penuh. Ia hanya pernah kosong satu kali, saat saya dipecat. Saya merasa wajib datang ke sana untuk memberi salam,” ucapnya dengan nada emosional.
