RADARTASIK.ID – Kemenangan AC Milan atas Hellas Verona di San Siro rupanya belum sepenuhnya memuaskan Alessandro Costacurta.
Legenda Rossoneri itu melontarkan kritik tajam terhadap gaya bermain Milan, khususnya pada fase awal pertandingan, saat menjadi tamu di program Sky Calcio Club.
Menurut Costacurta, Milan terlalu sering memainkan bola di lini belakang tanpa progresi yang jelas ke depan.
Baca Juga:Theo Hernandez: Beberapa Orang di AC Milan Tak Senang Lihat Saya Memakai Kaos Paolo MaldiniAllegri Batalkan Niat AC Milan Barter Pemain dengan Juventus
Costacurta juga menyoroti penampilan Christopher Nkunku, yang kembali menjadi bagian penting dalam kemenangan Milan tersebut.
Mantan bek tangguh Rossoneri itu menilai Nkunku sebagai pemain berkualitas, namun menegaskan bahwa sang pemain bukanlah penyerang tengah murni.
“Menurut saya, Nkunku memang seperti itu: dia pemain bagus. Saya tidak terlalu mengenalnya dari sisi karakter, tetapi saya menyukainya. Dia sangat teknis,” ujar Costacurta.
“Namun dia bukan penyerang tengah. Di babak pertama mustahil baginya untuk bermain dengan baik, sementara di babak kedua dia akhirnya terbuka, seiring dengan membaiknya permainan seluruh tim,” lanjutnya.
Kritik utama Costacurta justru tertuju pada cara Milan membangun serangan dan mengungkapkan data yang membuatnya heran sekaligus kesal.
Dalam lima menit 20 detik pertama pertandingan, Milan tercatat melakukan 27 operan di antara para bek tengah.
“Dalam lima menit 20 detik pertama, Milan melakukan 27 umpan antar bek tengah,” kata Costacurta.
Baca Juga:Beppe Marotta Tak Akan Halangi Frattesi Jika Ingin Pindah ke JuventusBergomi Akui Kemenangan Inter di Kandang Atalanta Berbau Keberuntungan
“Dulu, di ruang ganti, kami selalu memulai dengan satu pesan: buat lawan takut, tekan mereka, kirim bola ke depan. Sekarang 27 operan dalam waktu lima menit lebih sedikit,” sindirnya.
Costacurta mengaku kesulitan memahami filosofi tersebut, meski sudah puluhan tahun mengikuti sepak bola.
“Saya sudah mengikuti sepak bola selama 47 tahun, tetapi saya benar-benar kesulitan memahami mengapa tiga bek harus saling mengoper bola sampai 27 kali, bukannya langsung melakukan umpan vertikal,” tegasnya.
Pernyataan ini mencerminkan keresahan sebagian pengamat terhadap gaya bermain Milan yang dinilai terlalu aman dan minim agresivitas di fase awal laga.
Meski hasil akhir berpihak pada Rossoneri, Costacurta menilai pendekatan seperti itu bukan DNA Milan yang identik dengan permainan menyerang.
