TASIKMALAYA, RADARTASIK.ID – Perjalanan akademik Ani Radiati SPd MKes dibangun bukan dalam waktu singkat. Ia tumbuh bersama dinamika pendidikan kesehatan vokasi, menapaki peran sebagai dosen, peneliti, hingga pemimpin institusi.
Dalam lintasan waktu itulah, konsistensi menjadi kata kunci yang menandai kiprahnya, terutama dalam riset gizi terapan dan pengembangan produk pangan berbasis ilmu pengetahuan.
Ani Radiati mulai dikenal di lingkungan Poltekkes Kemenkes Tasikmalaya sejak puluhan tahun lalu sebagai dosen di bidang gizi masyarakat. Latar belakang akademiknya diraih gelar sarjana pendidikan dari Universitas Siliwangi pada 1994 dan magister kesehatan di kampus Universitas Gajah Mada pada tahun 2002. Jalur formal itu, membentuk cara pandangnya yang khas: riset tidak boleh berhenti pada teori, tetapi harus menjawab persoalan nyata.
Baca Juga:Indosat Tingkatkan AIvolusi5G di Jakarta Raya, Hadirkan Jaringan Berbasis AI dan 5GIndosat Perkuat Kapasitas UMKM Melalui Workshop Literasi Digital GenSi
Sejak awal 2000-an, ia aktif mengajar, membimbing mahasiswa, sekaligus terlibat dalam berbagai penelitian yang berfokus pada status gizi, pangan fungsional, dan keamanan pangan.
Memasuki dekade 2010-an, aktivitas riset Ani Radiati semakin menguat. Ia terlibat dalam sejumlah penelitian yang kemudian dipublikasikan di jurnal nasional dan internasional, termasuk kajian tentang determinan status gizi, pengembangan pangan lokal, serta inovasi produk gizi. Pada fase ini, riset tidak lagi berdiri sendiri, tetapi mulai diarahkan pada hilirisasi hasil penelitian.
Titik penting berikutnya terjadi pada 2019, ketika Ani Radiati dipercaya menjabat sebagai Direktur Poltekkes Kemenkes Tasikmalaya. Jabatan ini diembannya hingga 2023. Di bawah kepemimpinannya, penguatan budaya riset menjadi salah satu prioritas. Ia mendorong dosen untuk aktif menulis, meneliti, dan berkolaborasi lintas disiplin, serta membuka ruang bagi mahasiswa agar terlibat langsung dalam penelitian terapan.
“Perguruan tinggi vokasi harus berani menunjukkan bahwa riset bisa dekat dengan kebutuhan masyarakat dan memiliki nilai guna,” ujar Ani.
“Kalau hasil penelitian hanya berhenti di laporan, itu berarti kita belum menuntaskan tanggung jawab ilmiah,” imbuhnya.
Pandangan tersebut tercermin jelas dalam pengembangan produk pangan padat gizi, yang menjadi salah satu capaian penting dalam perjalanan risetnya. Bersama tim, Ani Radiati mengembangkan biskuit dan food bar berbasis bahan baku lokal, dengan formulasi gizi yang dirancang secara ilmiah: energi tinggi, kandungan vitamin dan mineral seimbang, serta karakteristik produk yang dapat diterima lintas usia. Inovasi ini tidak hanya diuji secara akademik, tetapi juga menembus tahap perlindungan kekayaan intelektual, perizinan, hingga publikasi ilmiah.
