TASIKMALAYA, RADARTASIK.ID — Kasus baru HIV-AIDS di Kota Tasikmalaya sepanjang 2025 masih berada pada level yang mengkhawatirkan, meski secara angka mengalami penurunan dibandingkan tahun sebelumnya.
Data validasi Sistem Informasi HIV AIDS (SIHA) mencatat sebanyak 136 kasus baru sepanjang 2025, menandakan penularan HIV belum menunjukkan tren penurunan yang aman, terutama di kelompok usia produktif.
Sekretaris Komisi Penanggulangan AIDS (KPA) Kota Tasikmalaya, Tarlan, menegaskan seluruh data tersebut telah tervalidasi secara nasional melalui SIHA dan mencerminkan kondisi riil penularan HIV-AIDS di daerah.
Baca Juga:Status Hukum Menggantung, JSI Desak KPK Transparan dalam Kasus BJB!Patroli Polisi di Kota Tasikmalaya Bongkar Pesta Miras Remaja Jelang Tahun Baru
“Ini bukan sekadar angka laporan, tapi gambaran nyata penularan HIV-AIDS di Kota Tasikmalaya,” ujarnya, Sabtu (27/12/2025).
Jika ditelusuri dari data historis sejak 2004, tren kasus HIV di Kota Tasikmalaya menunjukkan lonjakan signifikan mulai 2015.
Setelah sempat fluktuatif, kasus kembali melonjak kuat sejak 2018.
Dua tahun berturut-turut, yakni 2022 dan 2023, mencatat angka identik di level tinggi masing-masing 145 kasus, sebelum mencapai puncaknya pada 2024 dengan 169 kasus.
Penurunan pada 2025 dinilai belum cukup untuk disebut sebagai tren aman dalam jangka panjang.
Dari sisi karakteristik, kasus HIV tahun 2025 masih didominasi laki-laki.
Sebanyak 88 persen atau sekitar 120 kasus terjadi pada laki-laki, sementara perempuan tercatat 16 kasus atau 12 persen.
Berdasarkan kelompok usia, rentang 21–30 tahun menjadi yang paling terdampak dengan 64 kasus atau 47 persen.
Disusul usia 31–40 tahun sebanyak 35 kasus, usia 11–20 tahun sebanyak 19 kasus, usia 41–50 tahun sembilan kasus, dan usia 51–60 tahun tujuh kasus.
Baca Juga:Beraksi Puluhan Kali! Komplotan Ganjal ATM Lintas Provinsi Dibekuk di Kota Tasikmalaya, Begini KronologinyaBeraksi 7 Bulan, Komplotan Pencuri Mobil Lintas Daerah Diringkus Polisi di Kota Tasikmalaya
Selain itu, masing-masing satu kasus tercatat pada kelompok usia di atas 61 tahun dan anak usia 1–10 tahun.
Data tersebut memperlihatkan bahwa penularan HIV di Kota Tasikmalaya tidak hanya terkonsentrasi pada satu kelompok usia, meski tetap didominasi kelompok usia produktif.
Menurut Tarlan, kelompok angkatan kerja usia 15–49 tahun menjadi kelompok paling rentan terhadap penularan HIV-AIDS.
Kelompok ini berada dalam empat kategori risiko yang telah dipetakan oleh KPA.
“Dari pemetaan yang kami lakukan, perkiraan jumlah angkatan kerja yang berpotensi tertular HIV-AIDS di Kota Tasikmalaya mencapai sekitar 1.280 orang, atau 94 persen dari kelompok rentan yang teridentifikasi,” terangnya.
