Ketika Perencanaan Dimulai dari Bawah, Musrenbang RT/RW di Kota Tasikmalaya Bangun Rasa Memiliki Warga

Musrenbang RT RW di Kota Tasikmalaya
Musrenbang tingkat RT dan RW yang digelar LPM Kelurahan Ciakar, Kecamatan Cibeureum, Kota Tasikmalaya, Sabtu (27/12/2025). istimewa for radartasik.id
0 Komentar

TASIKMALAYA, RADARTASIK.ID — Pembangunan di tingkat kelurahan tak lagi sekadar urusan anggaran dan proyek fisik.

Di Kota Tasikmalaya, keterlibatan warga sejak tahap perencanaan mulai dipandang sebagai kunci agar pembangunan benar-benar menjawab kebutuhan riil masyarakat.

Prinsip itulah yang menjadi napas Roadshow Musyawarah Perencanaan Pembangunan (Musrenbang) tingkat RT dan RW yang digelar Lembaga Pemberdayaan Masyarakat (LPM) Kelurahan Ciakar, Kecamatan Cibeureum.

Baca Juga:Ribuan Santri Doa Bersama untuk Keselamatan Bangsa di Taman Kota TasikmalayaDeal! Paket Pamungkas PAN Kota Tasikmalaya: Budi Mahmud Ketua, Bagas Sekretaris, Ade Bendahara

Musrenbang dilakukan dengan pola jemput aspirasi, menyasar langsung warga di 13 RW se-Kelurahan Ciakar.

Salah satu forum berlangsung pada Sabtu (27/12/2025) malam di RW 11 Perumahan Grand Mutiara Citra (PGMC), bertempat di Madrasah Al Firdaus.

Warga hadir lintas elemen, mulai dari ketua RT/RW, tokoh masyarakat, tokoh agama, pemuda, hingga perwakilan perempuan.

Forum difasilitasi oleh Kelurahan Ciakar bersama LPM, dengan format dialog terbuka.

Ketua RW 11 Kelurahan Ciakar, Davi Dzulfiqar, menilai Musrenbang tingkat bawah menjadi ruang penting agar persoalan kewilayahan tidak diputuskan secara sepihak.

Menurutnya, ketika warga dilibatkan sejak awal, arah pembangunan akan lebih tepat sasaran dan minim resistensi.

“Ini bukan sekadar agenda rutin. Musrenbang menjadi ruang menyusun solusi bersama atas persoalan lingkungan yang dihadapi warga sehari-hari,” ujarnya.

Baca Juga:Status Hukum Menggantung, JSI Desak KPK Transparan dalam Kasus BJB!Patroli Polisi di Kota Tasikmalaya Bongkar Pesta Miras Remaja Jelang Tahun Baru

Ketua LPM Ciakar, H Ujang Yayat, menegaskan perubahan paradigma pembangunan perlu terus diperkuat.

Warga, kata dia, tidak boleh hanya menjadi objek, tetapi harus ditempatkan sebagai subjek yang aktif sejak perencanaan, pelaksanaan, hingga pengawasan.

“Pembangunan bukan hanya soal infrastruktur. Pemberdayaan masyarakat dan penyaluran aspirasi juga bagian penting. Perencanaan yang partisipatif akan menghasilkan program yang sesuai kondisi objektif wilayah,” katanya.

Hal senada disampaikan Lurah Ciakar, Ading Ahyar, S.Pd.I., M.Pd.I. Ia mengapresiasi Roadshow Musrenbang sebagai langkah memperluas partisipasi publik.

Menurutnya, keterlibatan langsung warga akan menumbuhkan rasa memiliki terhadap program pembangunan.

“Ketika warga merasa dilibatkan, mereka akan ikut menjaga dan memelihara hasil pembangunan agar manfaatnya berkelanjutan,” terangnya.

Selain membahas usulan pembangunan, forum Musrenbang juga dimanfaatkan untuk sosialisasi Koperasi Kelurahan Merah Putih Ciakar.

0 Komentar