Tak Ingin Bernasib Seperti Totti, De Rossi Tak Mau Bermain Seumur Hidup Bersama AS Roma

Daniele De Rossi
Daniele De Rossi merayakan kemenangan Roma atas Lazio 1-0 di Derby della Capitale di Serie A, Sabtu malam, 6 April 2024. (Roma/X)
0 Komentar

Bukan hanya soal taktik, melainkan juga kepribadian, konsistensi, serta cara berkomunikasi yang membuat Luis Enrique begitu berkesan baginya.

Selain itu, De Rossi aktif mengamati pelatih-pelatih generasi baru.

Ia menyebut Enzo Maresca di Chelsea sebagai sosok dengan ide-ide jenius, Iraola di Bournemouth, hingga Vincenzo Italiano yang dinilainya konsisten tampil impresif selama bertahun-tahun.

Nama Fabregas, Chivu, hingga Allegri pun masuk dalam daftar pelatih yang ia hormati.

Namun, satu nama tetap berada di puncak, yakni Pep Guardiola.

Baca Juga:Bakal Depak 10 Pemain, Inter Milan Siapkan Revolusi TotalZirkzee Terima Pinangan AS Roma, Tinggal Tunggu Restu Manchester United

“Bagi saya, Guardiola selalu yang terbaik. Saya punya hubungan yang penting dengannya, bukan sekadar menonton latihannya, tapi berbicara dan makan malam bersama,” ujar De Rossi.

Perpisahan dengan Roma dan Bayang-bayang Totti

Bagian paling emosional dari wawancara itu muncul saat De Rossi membahas perpisahannya dengan AS Roma.

Ia mengakui bahwa bermain seumur hidup bersama Roma adalah kebanggaan besar. Namun di sisi lain, ia juga menyimpan keinginan untuk mencoba pengalaman di luar.

“Saya tidak membenci keputusan berhenti bermain. Yang saya benci adalah menyeret diri di lapangan,” katanya.

Ketika manajemen Roma menyampaikan keputusan untuk tidak memperpanjang kontraknya, De Rossi sebenarnya sudah memahami arah yang akan diambil klub.

Proses itu berlangsung lama dan membuatnya bersiap secara mental.

Ia mengakui meminta kejelasan karena ingin berpamitan dengan para pendukung Roma secara layak.

Bagi De Rossi, menjaga harga diri jauh lebih penting daripada memaksakan satu musim tambahan.

Baca Juga:Alessandro Del Piero Ungkap Dua Gol Paling Berkesan di Hatinya Saat di JuventusDaniele De Rossi: Saya Dipecat AS Roma karena Punya Masalah dengan CEO

“Saya ingin pergi dengan elegan. Saya tidak mau menangis di bawah Curva,” tegasnya.

Pengalaman Francesco Totti menjadi cermin yang sangat berpengaruh. De Rossi menyaksikan langsung bagaimana legenda Roma itu hancur secara emosional di akhir kariernya. Ia tak ingin mengalami hal serupa.

“Saya sering membicarakan hal itu dengan Totti. Saya tidak ingin menderita seperti dia,” ujar De Rossi.

Meski telah mempersiapkan diri, kenyataannya perpisahan itu tetap menjadi pukulan besar, apalagi tak lama setelah ia pensiun, pandemi Covid-19 melanda dunia.

“Saya berhenti bermain, lalu dua bulan kemudian Covid datang. Berhenti sepak bola, berhenti keluar rumah, berhenti bertemu orang. Untuk sesaat saya bertanya-tanya, apa yang sebenarnya sedang terjadi,” pungkasnya.

0 Komentar