TASIKMALAYA, RADARTASIK.ID — Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) Jawa Barat menjadikan Kota Tasikmalaya sebagai pusat penguatan kader dakwah dan tarjih melalui dua agenda strategis, yakni Pelatihan Muballigh dan Muballighat serta Dauroh Tarjih.
Kegiatan ini dipusatkan di Pesantren Amanah Muhammadiyah sebagai upaya memperkuat sumber daya manusia Muhammadiyah di tingkat wilayah.
Pelatihan Muballigh dan Muballighat berlangsung selama empat hari, Kamis–Minggu (25–28 Desember 2025).
Baca Juga:Beraksi Puluhan Kali! Komplotan Ganjal ATM Lintas Provinsi Dibekuk di Kota Tasikmalaya, Begini KronologinyaBeraksi 7 Bulan, Komplotan Pencuri Mobil Lintas Daerah Diringkus Polisi di Kota Tasikmalaya
Sementara Dauroh Tarjih digelar tiga hari, Kamis–Sabtu (25–27 Desember 2025).
Seluruh kegiatan berada di bawah koordinasi Mudir Pesantren Amanah Muhammadiyah KH Arip Somantri MAg, dengan Ketua Panitia Lokal Dr Asep Muksin MUd.
Peserta berasal dari seluruh Pimpinan Daerah Muhammadiyah se-Jawa Barat.
Setiap daerah mengirimkan unsur pimpinan Majelis Tabligh dan Majelis Tarjih, ditambah perwakilan ‘Aisyiyah, Nasyiatul ‘Aisyiyah, serta Pemuda Muhammadiyah.
Sejumlah tokoh Muhammadiyah Jawa Barat turut terlibat, bersama perwakilan Pemerintah Kota Tasikmalaya melalui Kepala Bagian Kesejahteraan Rakyat (Kabag Kesra).
Dari sisi kuantitas, Pelatihan Muballigh dan Muballighat diikuti 60 peserta, sedangkan Dauroh Tarjih diikuti sekitar 100 peserta.
Jika digabung dengan pemateri dan panitia, total keterlibatan mencapai sekitar 200 orang.
Skala ini mencerminkan keseriusan PWM Jawa Barat dalam menyiapkan kader dakwah dan tarjih secara terencana dan berkelanjutan.
Baca Juga:Soal Mobil Dinas Dipakai Liburan, Wali Kota Tasikmalaya: Harus Sesuai FungsiKecelakaan Motor dan Angkutan Umum di Muncang Kawalu Kota Tasikmalaya, Ada Korban Jiwa?
Secara substansi, Pelatihan Muballigh dan Muballighat diarahkan untuk meningkatkan kapasitas dakwah Muhammadiyah di tengah tantangan sosial yang kian kompleks.
Materi yang diberikan mencakup kepribadian muballigh, Islam berkemajuan, fikih dakwah di masyarakat multikultural, adab perbedaan pendapat, hingga strategi dakwah digital dan pemanfaatan media sosial.
Peserta juga didorong memahami kembali peran muballigh dalam merespons persoalan sosial-keumatan kontemporer.
Sementara Dauroh Tarjih difokuskan pada pendalaman manhaj Tarjih Muhammadiyah.
Pembahasan meliputi sejarah dan dinamika Majelis Tarjih, metodologi tarjih dan tafsir Muhammadiyah, manhaj aqidah, metode takhrij dan syarah hadis, hingga praktik tarjih dalam isu aktual seperti wakaf dan penentuan arah kiblat.
Ketua Panitia Lokal Dr Asep Muksin MUd menegaskan, dua agenda tersebut merupakan bagian dari komitmen Muhammadiyah Jawa Barat dalam menyiapkan kader yang memiliki kedalaman keilmuan, sikap moderat, dan orientasi kemajuan.
