Inovasi Pangan Darurat di Kota Tasikmalaya Penuhi Standar Energi dan Gizi

inovasi pangan darurat Kota Tasikmalaya
Ani Radiati, Dosen Prodi Ilmu Gizi Poltekkes Kemenkes Tasikmalaya, memperlihatkan produk hasil penelitiannya. ayu sabrina / radar tasikmalaya
0 Komentar

TASIKMALAYA, RADARTASIK.ID — Pengembangan pangan darurat kini tidak lagi sekadar ditujukan untuk mengatasi rasa lapar.

Di Poltekkes Kemenkes Tasikmalaya, pangan darurat dirancang sebagai asupan gizi padat energi dan zat gizi mikro yang mampu menjaga kondisi fisik penyintas pada fase awal bencana atau situasi krisis.

Inovasi tersebut diwujudkan melalui dua produk utama, yakni biskuit pangan darurat dan food bar pangan darurat.

Baca Juga:Beraksi Puluhan Kali! Komplotan Ganjal ATM Lintas Provinsi Dibekuk di Kota Tasikmalaya, Begini KronologinyaBeraksi 7 Bulan, Komplotan Pencuri Mobil Lintas Daerah Diringkus Polisi di Kota Tasikmalaya

Keduanya merupakan hasil riset berkelanjutan tim dosen Jurusan Gizi Poltekkes Kemenkes Tasikmalaya, dengan Ani Radiati sebagai salah satu penggerak utama pengembangan produk.

Berdasarkan hasil penelitian, biskuit dan food bar tersebut telah memenuhi standar Produk Pangan Darurat (PPD), khususnya dari aspek kecukupan energi.

Setiap porsi seberat 50 gram mengandung minimal 233 kilokalori, yang dirancang untuk mencukupi kebutuhan energi dasar pada 72 jam pertama kondisi darurat.

Selain energi, produk ini juga diperkaya vitamin dan mineral yang disesuaikan dengan kebutuhan berbagai kelompok usia.

Biskuit pangan darurat diformulasikan sebagai pangan padat gizi dengan karakteristik rendah gluten dan tinggi serat pangan.

Formulasi tersebut membuat produk lebih mudah dikonsumsi, tidak membebani sistem pencernaan, serta aman bagi kelompok rentan seperti balita, ibu hamil, dan lansia.

Produk ini juga telah disesuaikan dengan standar biskuit suplementasi Kementerian Kesehatan RI.

Baca Juga:Soal Mobil Dinas Dipakai Liburan, Wali Kota Tasikmalaya: Harus Sesuai FungsiKecelakaan Motor dan Angkutan Umum di Muncang Kawalu Kota Tasikmalaya, Ada Korban Jiwa?

Sementara itu, food bar pangan darurat dikembangkan sebagai pangan siap konsumsi yang praktis, ringkas, dan memiliki daya simpan tinggi.

Kandungan gizinya padat energi, dilengkapi vitamin, mineral seimbang, serta serat pangan.

Untuk meningkatkan tingkat penerimaan konsumsi, food bar hadir dalam beberapa varian rasa, seperti cokelat dan mix berry.

Kedua varian tersebut telah mengantongi izin edar BPOM RI.

Ani Radiati menjelaskan bahwa pengembangan pangan darurat dilakukan melalui tahapan riset yang panjang dan terukur.

Menurutnya, pangan darurat tidak bisa hanya dinilai dari rasa kenyang semata.

“Energi, vitamin, mineral, hingga penerimaan konsumsi harus dihitung secara ilmiah. Produk ini harus bisa dikonsumsi semua kelompok usia tanpa menimbulkan risiko kesehatan tambahan,” ujarnya, Jumat (26/12/2025).

Dari sisi capaian akademik dan legalitas, riset pangan darurat Poltekkes Kemenkes Tasikmalaya juga menunjukkan hasil signifikan.

0 Komentar