“Saya membaca beritanya dengan cepat dan langsung menghubungi beberapa rekan setim di Fiorentina,” kenangnya.
Diks mengaku memiliki hubungan yang cukup dekat dengan Astori, terutama karena faktor bahasa.
“Saya mengenal Davide dengan baik. Dia salah satu dari sedikit pemain yang bisa berbicara bahasa Inggris, dan dia banyak membantu saya. Kami sering berlatih bersama, bermain dua sentuhan di gym,” ungkapnya.
Baca Juga:Bakal Depak 10 Pemain, Inter Milan Siapkan Revolusi TotalZirkzee Terima Pinangan AS Roma, Tinggal Tunggu Restu Manchester United
Kabar meninggalnya Astori begitu memukul Diks hingga ia memutuskan segera terbang ke Italia untuk menghadiri pemakaman sang kapten.
Kini, Kevin Diks melanjutkan kariernya di Bundesliga bersama Borussia Mönchengladbach. Meski demikian, kenangan tentang Italia dan Fiorentina masih membekas kuat.
Saat ditanya mengenai pilihan antara Serie A dan Bundesliga, Diks menjawab diplomatis.
“Di Italia saya memang jarang bermain… siapa tahu suatu hari bisa berubah. Saya menyukai keduanya, tapi jika harus memilih, saya akan mengatakan Bundesliga,” tuturnya.
Pengakuan Kevin Diks ini menegaskan bahwa meski kariernya terus berjalan ke depan dan Fiorentina tetap menjadi bagian penting dalam perjalanan hidupnya.
Sebuah kisah tentang peluang yang terlewat, kenangan emosional, dan urusan yang mungkin suatu hari nanti bisa kembali diselesaikan.
