Jurnalis Italia: Tanpa Pembelian Bek Top, AC Milan Bisa Kehilangan Scudetto seperti Era Allegri di Juventus

AC Milan
Ilustrasi AC Milan
0 Komentar

Situasi ini memunculkan kekhawatiran akan terulangnya skenario lama. Longoni membandingkan kondisi Milan saat ini dengan Juventus beberapa tahun lalu di era Allegri.

Saat itu, Juve yang masih bersaing di jalur Scudetto justru melakukan perekrutan yang minim dampak pada Januari, seperti Tiago Djaló dan Carlos Alcaraz.

Pada era kedua Massimiliano Allegri di Juventus, momen kehilangan Scudetto itu terjadi secara perlahan, bukan lewat satu kesalahan besar, melainkan akumulasi keputusan yang keliru.

Baca Juga:West Ham Incar Striker AS Roma usai Pinjamkan Füllkrug ke AC Milan, Liverpool Bidik Marc Guehi dan SemenyoCuma Jadi Beban, AC Milan PHK Divock Origi dan Masukkan Nkunku ke Daftar Jual

Musim tersebut Juventus sebenarnya berada di jalur perebutan gelar hingga paruh musim.

Konsistensi di papan atas masih terjaga, dan secara matematis mereka punya peluang nyata untuk menekan Inter. Namun, masalah mulai muncul pada paruh kedua kompetisi.

Juventus mengalami krisis di lini belakang dan lini serang secara bersamaan. Cedera pemain kunci tidak diimbangi dengan perekrutan yang tepat di bursa transfer Januari.

Alih-alih mendatangkan pemain siap pakai, manajemen memilih opsi berisiko dan minim dampak instan.

Nama-nama seperti Tiago Djaló dan Carlos Alcaraz datang, tetapi lebih berfungsi sebagai proyek jangka panjang ketimbang solusi darurat.

Akibatnya, Juventus mulai kehilangan poin di laga-laga yang seharusnya bisa dimenangkan dan ketika tekanan meningkat, Juventus gagal menunjukkan kapasitas sebagai tim juara.

Pada akhirnya, kegagalan memperkuat skuad di momen penentuan membuat Juventus kehabisan tenaga dan ide.

Baca Juga:Ketua Forza Italia Sindir Pemilik AS Roma: Mereka Tak Punya Ikatan Batin dengan PendukungnyaInter Minta Juventus Siapkan Duit 600 Miliar Ditambah Khephren Thuram Jika Inginkan Davide Frattesi

Mereka tidak hanya kehilangan Scudetto, tetapi juga momentum, dan harus puas finis di posisi tiga besar dan melihat Inter Milan menjadi juara dan meraih bintang kedua.

Periode itu kemudian dikenang sebagai contoh bagaimana bursa transfer Januari yang pasif bisa menggagalkan ambisi juara, meski peluang sebenarnya masih terbuka.

“Perasaan yang muncul adalah bahwa ini bukan kampanye transfer yang mampu mengubah arah musim secara signifikan,” tulis Longoni.

Tanpa tambahan pemain kunci di sektor vital, beban akan kembali sepenuhnya berada di tangan pelatih dan pemain yang ada.

Karena itu, Milan kini hanya bisa berharap dua hal: Füllkrug mampu menjaga kebugarannya, dan tim transfer mampu memaksimalkan sumber daya yang terbatas.

0 Komentar