“Seharusnya ada trotoar seperti di Kota Tasikmalaya. Kalau ada, masyarakat lebih nyaman dan aman saat berjalan kaki,” ujarnya.
Menurut Julham, ketiadaan trotoar menunjukkan bahwa Kabupaten Tasikmalaya belum ramah terhadap pejalan kaki. Ia menilai keselamatan masyarakat sering kali terabaikan karena harus berbagi ruang dengan kendaraan bermotor.
“Bagaimana bisa dibilang ramah pejalan kaki kalau trotoarnya saja tidak ada? Selama ini masyarakat berjalan di pinggir jalan dan itu sangat berisiko,” katanya.
Baca Juga:GP Ansor Kabupaten Tasikmalaya Kuatkan Kader, Gelar Konsolidasi Organisasi di Enam ZonaAnggota DPRD Kabupaten Tasikmalaya Aldira Yusup Soroti Penutupan Tambang Emas: WPR Belum Dirasakan Rakyat!
Ia juga menyoroti kondisi trotoar di kawasan Pasar Singaparna yang seharusnya diperuntukkan bagi pejalan kaki, namun justru dipenuhi lapak pedagang dan kendaraan yang parkir.
“Trotoar di sekitar pasar malah jadi tempat jualan dan parkir. Bahkan ada yang seolah menjadi bagian dari halaman toko. Kondisi seperti ini jelas tidak berpihak pada pejalan kaki,” pungkasnya. (ujg)
