“Mahasiswa harus menjadi cerminan nilai pesantren saat berbaur dengan masyarakat. Ini adalah bentuk refleksi pengabdian yang nyata,” tuturnya.
Wakil Rektor I UNIK Cipasung, Nindin Lidinillah MAg menegaskan bahwa KKNT tidak hanya berorientasi pada kerja sosial semata, tetapi juga menjadi ruang integrasi antara pengabdian dan riset akademik.
“Mahasiswa ditargetkan menghasilkan luaran berupa artikel ilmiah, buku, hingga Hak Kekayaan Intelektual (HKI) dalam bentuk video dokumenter,” ucapnya.
Baca Juga:GP Ansor Kabupaten Tasikmalaya Kuatkan Kader, Gelar Konsolidasi Organisasi di Enam ZonaAnggota DPRD Kabupaten Tasikmalaya Aldira Yusup Soroti Penutupan Tambang Emas: WPR Belum Dirasakan Rakyat!
Sementara itu, Wakil Rektor II UNIK Cipasung Dr KH Ade Yuyus Sophiedien, MSi memberikan pembekalan teknis terkait kesiapan mahasiswa di lapangan, terutama dalam aspek manajerial dan sosial kemasyarakatan.
“Kunci keberhasilan di desa adalah komunikasi yang efektif dan kemampuan manajemen konflik. Mahasiswa harus hadir sebagai problem solver, bukan menambah masalah,” tegasnya.
Dengan pendampingan 39 Dosen Pembimbing Lapangan (DPL), pelaksanaan KKNT UNIK Cipasung diharapkan tidak hanya meninggalkan kesan seremonial, tetapi mampu menghadirkan solusi konkret terhadap persoalan ekonomi, budaya, dan pendidikan di masing-masing desa sasaran. (obi)
