TASIKMALAYA, RADARTASIK.ID — Setelah sempat ditutup hampir satu bulan akibat temuan bahan bakar tercampur air, SPBU 34-46109 di Jalan Perintis Kemerdekaan, Kelurahan Sambongjaya, Kecamatan Mangkubumi, Kota Tasikmalaya, kembali melayani pengisian Pertalite.
Namun, insiden tersebut meninggalkan kerugian puluhan juta rupiah serta menjadi sorotan soal pengawasan mutu BBM.
Pembukaan kembali SPBU dilakukan Senin 22 Desember 2025 setelah PT Pertamina menyatakan seluruh tangki dan saluran distribusi BBM telah dinyatakan bersih dari kandungan air.
Baca Juga:Rapat Formatur PAN Kota Tasikmalaya Masih Buntu, Tiga Opsi KSB MengapungRuko di Kawalu Jadi Gudang Miras, 6.489 Botol Disita Satpol PP Kota Tasikmalaya Jelang Tahun Baru
Pemeriksaan dilakukan secara menyeluruh dan melibatkan Polres Tasikmalaya Kota serta petugas metrologi Kota Tasikmalaya.
Sales Branch Manager Ritel 4 PT Pertamina Bandung, Faisal Fahd, memastikan hasil uji menunjukkan kualitas Pertalite telah sesuai standar operasional.
Seluruh pompa yang diperiksa dinyatakan aman dan layak digunakan masyarakat.
“Setelah dilakukan perbaikan dan analisa menyeluruh, tidak ditemukan lagi kandungan air. Seluruh dispenser Pertalite dinyatakan bersih dan SPBU bisa kembali beroperasi,” ujarnya.
SPBU tersebut diketahui tidak beroperasi sejak 3 November 2025, setelah sebelumnya ditemukan air di dalam tangki penyimpanan BBM.
Selama masa penutupan, Pertamina melakukan perbaikan sarana dan prasarana secara komprehensif, termasuk pengecekan berkala sebagai bagian dari persiapan Natal dan Tahun Baru.
Menurut Faisal, evaluasi dilakukan secara detail, tidak hanya dari sisi teknis distribusi BBM, tetapi juga mencakup aspek keselamatan dan kesehatan kerja (K3).
Hal itu menjadi syarat mutlak sebelum SPBU diizinkan kembali melayani konsumen.
Baca Juga:Hari Ibu Bukan Sekadar Seremoni, Rani Permayani Tekankan Integrasi Gender di Kota TasikmalayaSaat Kursi Kadis di Kota Tasikmalaya Antre pada Satu Nama: Komite Talenta, Komite Segalanya!
Di sisi lain, pemilik SPBU 34-46109, Toni, mengakui insiden tersebut berdampak besar secara finansial.
Selama hampir satu bulan penutupan, kerugian ditaksir mencapai Rp50 juta hingga Rp60 juta.
“Kerugiannya kalau dihitung bisa lebih dari Rp60 juta. Kami juga sudah menyelesaikan ganti rugi kepada konsumen yang terdampak, sekitar 10 sampai 15 orang, semuanya pengguna sepeda motor,” katanya.
Toni menjelaskan, masuknya air ke dalam sistem BBM diduga berasal dari komponen peralatan yang sudah termakan usia.
Mengingat SPBU tersebut telah beroperasi lebih dari 20 tahun, ada bagian yang luput dari pemantauan rutin.
“Kejadian ini jadi pelajaran besar bagi kami. Ke depan, pengawasan dan perawatan akan kami tingkatkan agar kejadian serupa tidak terulang,” ujarnya.
