Ia berkaca dari pengalamannya sendiri, baik sebagai pemain maupun pelatih, yang berkali-kali merasakan pahitnya kalah di final.
“Dua tahun lalu Napoli kalah di final Supercoppa melawan Inter. Siapa yang mengingat itu? Orang hanya ingat Inter sebagai juara. Dalam sepak bola, yang dikenang adalah mereka yang menang,” tegasnya.
Meski demikian, Conte tetap memberikan apresiasi kepada Bologna dan Vincenzo Italiano atas progres yang mereka tunjukkan. Ia menilai Bologna berada di jalur yang benar meski kembali gagal di laga puncak.
Baca Juga:AFC Berulah, Duel AC Milan vs Como di Australia Resmi BatalMinim Dana Transfer, AC Milan dan Lazio Bisa Barter Pemain: Ruben Loftus-Cheek Tukar Mario Gila
Ketika ditanya apakah Napoli kini siap mendominasi Italia di atas Milan, Inter, dan Juventus, Conte menjawab dengan sangat jujur.
“Tidak, sama sekali tidak. Jika saya mengatakan iya, saya berbohong. Kami musim lalu memenangkan liga dengan skuad yang relatif terbatas. Kami belum siap untuk memimpin Italia,” ujarnya.
“Target kami di liga adalah tetap sedekat mungkin dengan zona Liga Champions. Dengan rendah hati, kami harus sadar bahwa hanya lewat kerja keras kami bisa terus meraih kepuasan,” tambahnya.
Conte juga menyoroti timnya kurang tajam di depan gawang dan seharusnya bisa mencetak lebih banyak gol dari peluang yang diciptakan.
“Permainan kami sangat lengkap dari semua aspek. Semua situasi yang kami bangun sudah dipelajari untuk menyulitkan Bologna. Kami hanya kurang tajam dalam penyelesaian akhir,” jelasnya.
Menariknya, Conte turut membela performa Højlund dan Scott McTominay, yang sebelumnya kesulitan mendapat tempat di Manchester United dan menegaskan tugas staf pelatih Napoli adalah meningkatkan kualitas para pemain.
“Højlund tidak bermain di United, McTominay juga tidak. Tapi di sini mereka berkembang. Itu berarti staf melakukan sesuatu dengan benar,” tutup Conte.
Baca Juga:AC Milan Ganggu Rencana AS Roma Datangkan Joshua ZirkzeeGraziani Akui De Rossi Punya Keberanian Seperti Mourinho: Tetap Menyerang Meski Kehilangan Pemain
Dengan trofi Supercoppa di tangan, Napoli menatap sisa musim dengan percaya diri, namun tetap dengan kepala dingin, seperti yang ditekankan oleh sang pelatih.
