Ia menilai Roma berada di papan atas bukan semata karena konsistensi, melainkan juga karena ketidakstabilan klub-klub pesaing.
Semua itu, lanjut Gasparri, mencerminkan kondisi Serie A yang semakin merata.
Banyak tim besar mengalami kekalahan yang sulit dijelaskan, sehingga jarak poin di klasemen menjadi semakin rapat.
Baca Juga:Inter Minta Juventus Siapkan Duit 600 Miliar Ditambah Khephren Thuram Jika Inginkan Davide FrattesiGagal Datangkan Thiago Silva, Allegri Minta AC Milan Rekrut Mantan Kapten Inter atau Bek Juventus
“Bahkan tim-tim dengan daya tarik terbesar pun mengalami kekalahan penting. Klasemen jadi memendek, memungkinkan Roma tetap terlihat kompetitif meskipun mereka sudah menelan tiga kekalahan dalam beberapa pertandingan terakhir,” jelasnya.
Namun, Gasparri tidak menilai situasi ini sebagai sesuatu yang patut dibanggakan.
Baginya, Serie A saat ini belum memiliki penguasa sejati. Tim-tim kuat silih berganti terpeleset, dan puncak klasemen terus berpindah tangan.
Dalam konteks Roma, ia menegaskan bahwa masalah tim bukan hanya soal kepemilikan, tetapi juga kebutuhan teknis di lapangan.
Salah satu yang paling mendesak adalah kehadiran penyerang tajam yang mampu membuat perbedaan.
“Roma masih membutuhkan seorang striker,” tutup Gasparri.
Kritik terbuka dari figur publik seperti Gasparri menambah tekanan terhadap manajemen Roma. Di tengah tuntutan prestasi dan ekspektasi suporter yang tinggi, keluarga Friedkin kini kembali diuji: apakah mereka mampu membuktikan kepedulian dan arah yang jelas bagi masa depan Giallorossi.
