TASIKMALAYA, RADARTASIK.ID – Semua mencoba mengucek mata. Pelan. Dua kali. Bukan karena mengantuk. Tapi karena ingin memastikan tidak salah baca.
Seorang pegawai mengikuti seleksi untuk dua jabatan kepala dinas sekaligus. Publik pun refleks bertanya dalam hati: ini seleksi jabatan, atau audisi bakat serba bisa?
Di Kota Tasikmalaya, peran Sekretaris Daerah H Asep Goparullah memang sentral. Bahkan sangat sentral. Terlalu sentral, kata sebagian orang. Wajar. Sekda adalah jantung administrasi. Semua aliran darah birokrasi lewat situ.
Baca Juga:Polisi Perketat Patroli di Lokasi Objek Wisata Kota TasikmalayaFormatur Sudah Ada, Ketua Belum Jelas: Musda PAN Kota Tasikmalaya Berakhir Deadlock
Apalagi Sekda Kota Tasikmalaya juga memegang dua kunci penting: Ketua Baperjakat dan Ketua Komite Talenta.
Artinya, ia bukan hanya penjaga pintu, tapi juga penentu siapa yang layak masuk dan siapa yang harus menunggu di luar.
Di sinilah publik mulai menaruh alis ke atas.
Karena “mengorbitkan pegawai” itu bukan perkara sepele. Mengorbitkan berarti memilih, menyiapkan, memoles, lalu mendorong seseorang ke posisi strategis. Dalam bahasa sederhana, siapa naik, siapa belum.
Pertanyaannya: benarkah semua kendali ada di bawah pemantauan Sekda? Secara struktur, iya. Secara aturan, iya. Secara praktik? Itu yang membuat publik ingin bertanya lebih jauh.
Sekda tentu tidak bekerja sendirian. Ada panitia seleksi. Ada asesor. Ada nilai. Ada sistem. Di atas kertas, semua tampak rapi. Seperti laporan kinerja tahunan.
Namun birokrasi bukan hanya soal kertas. Ia juga soal rasa keadilan. Ketika satu nama muncul di dua seleksi jabatan sekaligus, publik mulai berpikir: apakah ASN kita memang sedang krisis stok? Atau justru krisis kepercayaan pada banyak orang?
Pertanyaan ini bukan soal siapa orangnya. Ini soal sistemnya. Sekda, sebagai Ketua Komite Talenta, punya tugas mulia: memastikan the right man in the right place. Bukan the same man in many places. Talenta itu soal kecocokan, bukan soal kepraktisan.
Baca Juga:Karcis Diwajibkan, Sistem Dipertanyakan, Kebijakan Parkir di Kota Tasikmalaya Setengah Matang?Politik Pelayanan Jadi Arah PKS Kota Tasikmalaya, Targetkan Kinerja Terukur dan Dampak Nyata
Kalau satu orang disiapkan untuk dua kursi, pesan yang sampai ke ASN lain sederhana:
“Antri saja. Nanti juga giliran—kalau masih ada.”
Di sinilah ujian profesionalisme Sekda dimulai. Bukan di ruang wawancara. Tapi di persepsi publik.
