Ibu, Ibu, Ibu dan Festival Rasa Bersalah Nasional!

perayaan hari ibu
gambar ilustrasi: AI
0 Komentar

Maka, jika Hari Ibu harus dirayakan, biarlah ia dirayakan secara diam-diam namun konsisten. Dengan waktu yang disisihkan, bukan sisa. Dengan bantuan yang nyata, bukan wacana. Dengan pengertian bahwa ibu tidak lahir untuk selalu kuat—ia menjadi kuat karena terpaksa.

Pada akhirnya, makna Hari Ibu tidak tinggal di kalender. Ia hidup di hari Selasa yang biasa, di pagi yang tergesa, di sore yang lelah. Ia ada ketika kita memilih untuk hadir, bahkan saat tidak ada perayaan. Karena ibu, sejak awal, tidak meminta panggung. Ia hanya berharap tidak dilupakan setelah tirai ditutup. (kim)

0 Komentar