RADARTASIK.ID – Daniele De Rossi kembali menuai pujian, meski timnya harus menelan kekalahan pahit di menit-menit akhir.
Dini hari tadi, Genoa asuhannya tumbang 0-1 dari Atalanta di Stadion Luigi Ferraris, Marassi, dalam laga penutup pekan ke-16 Serie A.
Gol tunggal Hien pada menit ke-93 mematahkan perlawanan Rossoblu yang tampil dengan determinasi tinggi meski bermain pincang hampir sepanjang laga.
Baca Juga:Media Italia: AC Milan dan Juventus Tak Tertarik Datangkan Sergio RamosJurnalis Italia: Bologna dan AS Roma Bukti Juventus Kembali ke Jalur Kemenangan
Kekalahan ini terasa menyakitkan bagi Genoa jika melihat perjuangan mereka d lapangan.
Selain menjadi kekalahan beruntun setelah sebelumnya takluk dari Inter, hasil ini juga menjadi kekalahan kedua musim ini dari Atalanta.
Pada awal Desember lalu, La Dea bahkan sempat menyingkirkan Genoa secara telak 4-0 di babak 32 besar Coppa Italia.
Namun kali ini ceritanya berbeda. Atalanta dipaksa bekerja keras hingga detik terakhir untuk mengamankan tiga poin.
Kunci cerita laga ini terjadi sangat awal. Baru tiga menit pertandingan berjalan, kiper Genoa, Leali, diganjar kartu merah langsung usai melakukan pelanggaran terhadap Daniel Maldini.
Situasi itu membuat Genoa harus bermain dengan 10 pemain hampir sepanjang pertandingan—sebuah kondisi yang biasanya membuat tim langsung bertahan total.
Namun De Rossi memilih jalan yang tidak biasa.
Keputusan De Rossi menarik keluar seorang bek untuk memasukkan kiper cadangan Sommariva justru menuai tepuk tangan dari para pengamat, termasuk dalam program Domenica Sportiva.
Baca Juga:Media Italia: Agen Tawarkan Bek Buangan Chelsea ke AC MilanMertua Dybala Beri Sinyal La Joya Kembali ke Argentina: Istrinya Merasa Sendirian di Roma
Alih-alih mengorbankan pemain depan dan bermain ultra-defensif, pelatih muda itu tetap menjaga struktur timnya agar Genoa bisa memberikan perlawanan.
Legenda Italia, Ciccio Graziani, bahkan menyamakan pendekatan De Rossi dengan sosok pelatih ikonik, José Mourinho.
Graziani mengenang sebuah momen lama yang membuatnya jatuh hati pada gaya kepelatihan Mourinho saat di Inter Milan.
“Untuk gestur seperti ini, bertahun-tahun lalu saya jatuh cinta pada José Mourinho,” ujar Graziani dilansir dari Calciomercato.
“Inter saat itu melawan Sampdoria, wasit mengusir Samuel dan Cambiasso. Mourinho tidak menarik keluar satu pun pemain menyerang,” lanjutnya.
“Di depan masih ada Milito di tengah, Pandev dan Eto’o di sayap, plus Sneijder. Dengan delapan menit tersisa, mereka hampir memenangkan pertandingan,” ungkapnya.
