“Belum ada ketua formatur. Siapapun dari enam itu masih punya peluang. Setelah ketua formatur ditetapkan, baru menyusun sekretaris, bendahara, dan kepengurusan lainnya, bisa dari luar formatur,” ucapnya.
Di sisi lain, tidak adanya keterwakilan perempuan dalam formatur menuai sorotan dari internal partai.
Wakil Ketua DPD PAN Kota Tasikmalaya demisioner Bidang Pemberdayaan Perempuan sekaligus Ketua DPD Perempuan PAN Kota Tasikmalaya, Hj Euis Sri Junita, mengaku menyayangkan keputusan tersebut.
Baca Juga:Karcis Diwajibkan, Sistem Dipertanyakan, Kebijakan Parkir di Kota Tasikmalaya Setengah Matang?Politik Pelayanan Jadi Arah PKS Kota Tasikmalaya, Targetkan Kinerja Terukur dan Dampak Nyata
Ia mengaku secara pribadi tidak terlalu kecewa, namun menilai perjuangan perempuan di PAN mulai terpinggirkan.
Padahal, pada Musda sebelumnya ia masuk dalam formatur.
“Bukan soal jabatan, tapi soal apresiasi terhadap perjuangan perempuan di PAN. Itu yang saya harapkan,” cetusnya.
Hingga Minggu malam, siap yang menjadi Ketua, Sekretaris dan Bendahara (KSB) DPD PAN Kota Tasikmalaya periode selanjutnya masih belum ada keputusan alias deadlock. (rezza rizaldi)
