Fokus Roma berikutnya adalah laga besar melawan Juventus yang akan digelar Minggu, 21 Desember mendatang.
Mancini menilai duel tersebut sebagai tantangan yang indah sekaligus berat.
“Melawan Juve selalu menarik dan menantang. Kami harus berkeringat, tapi kami datang dengan motivasi tinggi,” ucapnya.
Ia juga melontarkan pujian kepada pelatih Juventus, Luciano Spalletti, yang pernah bekerja dengannya di tim nasional Italia.
Baca Juga:Ribut dengan Tangan Kanan Antonio Conte, Napoli Kutuk Tindakan Pelatih AC MilanAtalanta Jadi Batu Sandungan Inter Datangkan Marco Palestra, Juventus Incar Lorenzo Lucca
“Spalletti adalah pelatih hebat. Juventus adalah tim lengkap, kuat secara fisik, teknik, dan kecepatan. Tapi kami yakin bisa memainkan laga yang bagus,” ungkap Mancini, sembari menyebut nama-nama pemain berbahaya seperti Openda, David, Yildiz, dan Zhegrova yang bisa menjadi pembeda.
Mancini juga turut menyinggung peran penting Claudio Ranieri di Roma dalam membangun mental tim.
“Saat musim lalu ia membuka pintu ruang ganti, rasanya seperti melihat cahaya baru. Kami merasa lebih baik, dan ada sesuatu yang berubah di kepala kami,” paparnya.
Mengenang perjalanannya bersama Roma, Mancini mengaku memiliki ikatan emosional yang kuat.
“Saya datang ke sini saat berusia 22 tahun. Banyak pertandingan, pertempuran, penderitaan, kekecewaan, kebahagiaan, dan emosi. Semuanya indah dan ingin terus saya jalani di sini,” tuturnya.
Ia menyebut keberhasilan menjuarai Conference League sebagai momen spesial: “Itu luar biasa. Mengangkat trofi pertama dan melihat Roma serta Romanisti bahagia membuat saya sangat bangga.”
Dalam konteks tim nasional, Mancini mengakui bahwa generasinya masih merasakan luka karena absen dari Piala Dunia.
Baca Juga:Resmi! AC Milan Kontrak Anak Bungsu Ibrahimovic, Barcelona Amankan Permata La Masia dari Incaran Klub EropaPesan Inter untuk Juventus, AS Roma, dan Napoli: Siapkan Rp682 Miliar jika Inginkan Davide Frattesi
“Kami sangat merasakan itu. Kami harus tenang dan menghadapi playoff dengan mental yang tepat,” ujarnya.
Ia juga memuji dampak Gennaro Gattuso, yang disebut membawa semangat baru dan rasa memiliki terhadap seragam timnas.
Menutup wawancara, Mancini mengungkap ia sangat mengidolakan mentan bek Inter Milan, Marco Materazzi.
“Sosok utama selalu Marco Materazzi. Meski saya dulu bermain sebagai gelandang, saya terpesona karena dia bek dengan kaki kiri mematikan, sering mencetak gol, dan punya determinasi luar biasa,” ungkapnya.
