RADARTASIK.ID – Bek AS Roma, Gianluca Mancini, buka suara soal perjalanan kariernya, momen positif yang tengah dialami tim Giallorossi, hingga laga besar melawan Juventus yang sudah di depan mata.
Dalam wawancara bersama La Stampa, Mancini juga menanggapi label “pemain keras” yang kerap dilekatkan kepadanya, sekaligus mengungkap sosok-sosok bek legendaris yang menjadi inspirasinya sejak kecil, termasuk Marco Materazzi dan Paolo Maldini.
Nama Mancini belakangan menjadi sorotan menyusul sejumlah polemik di lapangan, termasuk insiden dengan Cesc Fabregas dan Ramon saat melawan Como.
Baca Juga:Ribut dengan Tangan Kanan Antonio Conte, Napoli Kutuk Tindakan Pelatih AC MilanAtalanta Jadi Batu Sandungan Inter Datangkan Marco Palestra, Juventus Incar Lorenzo Lucca
Namun, bek berusia 28 tahun itu menepis anggapan bahwa dirinya adalah pemain kasar.
“Saya pemain jahat? Sama sekali tidak,” tegas Mancini.
“Cukup bicara dengan orang-orang yang benar-benar mengenal saya. Di lapangan memang banyak faktor yang memengaruhi, seperti adrenalin dan ketegangan, itu bagian dari kompetisi,” lanjutnya.
“Tapi saya tidak merasa pernah melakukan sikutan, tekel mematikan, atau memukul lawan. Semua yang terjadi adalah duel sepak bola,” tegasnya.
Mancini menekankan bahwa dirinya selalu bermain dengan memberikan segalanya untuk klub, dan rekan setim.
Soal ketidaksukaan suporter lawan atas permainan kerasnya, ia mengaku bisa memahaminya, meski tetap berharap mendapat penilaian positif dari pendukung Roma.
“Lebih baik saya dipandang baik oleh suporter saya sendiri,” ujarnya.
Berbicara tentang performa Roma, Mancini menyoroti capaian tim yang secara statistik akan menutup tahun kalender 2025 di papan atas klasemen Serie A.
Baca Juga:Resmi! AC Milan Kontrak Anak Bungsu Ibrahimovic, Barcelona Amankan Permata La Masia dari Incaran Klub EropaPesan Inter untuk Juventus, AS Roma, dan Napoli: Siapkan Rp682 Miliar jika Inginkan Davide Frattesi
Meski demikian, ia memilih untuk tetap membumi karena perjalanan di kompetis baru memasuki paruh pertama.
“Kami adalah bagian dari grup yang luar biasa. Di 2025 kami melakukan banyak hal bagus, tapi klasemen tahunan harus dilihat dalam konteks. Yang paling penting adalah kondisi kami saat ini,” katanya.
Ia juga menekankan bahwa pertahanan solid Roma bukanlah hasil kerja individu para pemain belakang semata.
“Jumlah kebobolan yang minim adalah hasil kerja tim yang luar biasa. Ada kiper yang menjadi nilai tambah, deretan bek kuat siapa pun yang bermain, gelandang yang berlari tanpa henti, dan penyerang yang melakukan tekanan luar biasa. Semua bekerja untuk satu tujuan,” jelasnya.
