RADARTASIK.ID – Kekalahan AC Milan dari Napoli di Riyadh pada babak semifinal Supercoppa Italia kembali membuka tabir persoalan lama yang selama ini coba ditutupi.
Bukan sekadar hasil negatif di lapangan, laga tersebut menegaskan berbagai keraguan tentang pembangunan skuad Rossoneri yang dinilai minim arah dan terlalu berorientasi pada neraca keuangan ketimbang logika teknis serta taktis.
Menurut pengamat sepak bola Italia, Andrea Distaso, masalah Milan bermula dari kebijakan transfer musim panas yang dilakukan tanpa strategi jangka menengah yang jelas.
Baca Juga:Ribut dengan Tangan Kanan Antonio Conte, Napoli Kutuk Tindakan Pelatih AC MilanAtalanta Jadi Batu Sandungan Inter Datangkan Marco Palestra, Juventus Incar Lorenzo Lucca
Absennya pendapatan dari kompetisi UEFA, terutama Liga Champions, memaksa manajemen melakukan penghematan besar.
Hal itu tercermin dari saldo transfer positif hampir €80 juta (sekitar Rp1,36 triliun) yang dicatat klub sejak Juni hingga awal September lalu.
Di tengah kondisi tersebut, pelatih Massimiliano Allegri sebenarnya telah bekerja ekstra keras untuk menutup banyak celah dalam skuad.
Ia ditunjuk untuk mengembalikan stabilitas taktik dan ketenangan ruang ganti setelah musim sebelumnya berakhir kacau.
Namun, menurut Distaso, Allegri justru dipaksa menjadi “tameng” bagi kelemahan struktural tim yang dibangun dengan setengah hati.
Masalah paling mencolok ada di berbagai lini krusial.
Milan disebut tidak memiliki bek tengah kelas atas yang mampu memimpin pertahanan, minim gelandang bertahan murni yang bisa memberikan perlindungan konsisten, serta kekurangan alternatif bek kanan yang benar-benar sepadan.
Keandalan Adrien Rabiot dan kecerdasan permainan Luka Modric sejauh ini dinilai hanya menutupi keputusan keliru manajemen yang justru merekrut tiga tipe playmaker berbeda tanpa fokus memperkuat jantung lini tengah.
Namun, kekurangan terbesar tetap berada di lini depan.
Baca Juga:Resmi! AC Milan Kontrak Anak Bungsu Ibrahimovic, Barcelona Amankan Permata La Masia dari Incaran Klub EropaPesan Inter untuk Juventus, AS Roma, dan Napoli: Siapkan Rp682 Miliar jika Inginkan Davide Frattesi
AC Milan hingga kini belum memiliki penyerang kotak penalti yang mampu mencetak gol secara konsisten dan bermain efektif dengan membelakangi gawang.
Situasi ini membuat banyak peluang terbuang, terutama dalam laga-laga besar.
Kekalahan dari Cremonese pada laga pembuka Serie A bulan Agustus sebenarnya sudah menjadi alarm awal.
Hasil itu sempat mendorong manajemen untuk memenuhi kebutuhan gelandang dengan mendatangkan Rabiot.
Akan tetapi, menurut Distaso, kekalahan dari Napoli di Riyadh seharusnya menjadi momen untuk memperbaiki kesalahan kebijakan transfer beberapa bulan terakhir sebelum dampaknya semakin terasa.
