TASIKMALAYA, RADARTASIK.ID – Pergantian itu datang tanpa hiruk-pikuk. Tidak ada sirene panjang. Tidak ada apel luar biasa yang membuat jalan ditutup.
Tapi bagi institusi, ini peristiwa penting: AKBP M Faruk Rozi resmi digantikan sebagai Kapolres Tasikmalaya Kota.
Ia melanjutkan tugasnya ke Jawa Tengah, menjadi Kapolres Klaten.
Sementara kursi yang ditinggalkan kini diisi AKBP Andi Purwanto, perwira menengah Polri yang sebelumnya bertugas di jantung penegakan hukum nasional, Bareskrim Polri.
Faruk Rozi meninggalkan Tasikmalaya dengan cara khasnya: tenang.
Selama memimpin, ia dikenal lebih banyak bekerja dalam senyap.
Baca Juga:Di Kota Tasikmalaya Hari Ini: Parkir Tanpa Karcis, Gratis di Video, Berbayar di Jalan!Geger! Pria Paruh Baya Ditemukan Meninggal di Tamansari Kota Tasikmalaya, ini Kronologinya
Tidak gemar tampil, tidak mencari sorotan. Namun roda organisasi tetap berjalan.
Stabilitas keamanan kota relatif terjaga, dinamika sosial dikawal, dan relasi dengan unsur masyarakat berlangsung tanpa gejolak besar.
Mutasi ke Klaten menjadi bab lanjutan perjalanan kariernya.
Klaten bukan kota kecil. Ia berada di antara dua magnet besar, Solo dan Yogyakarta.
Tantangannya berbeda. Tapi bagi perwira yang telah ditempa di berbagai medan, perpindahan adalah bagian dari ritme pengabdian.
AKBP Andi Purwanto datang bukan dari wilayah terdekat, melainkan dari Bareskrim Polri.
Jabatan terakhirnya Kanit 5 Subdit V Dittipider—sebuah unit yang lekat dengan kerja-kerja serius, detail, dan penuh kehati-hatian.
Dunia berkas, konstruksi hukum, dan penyelidikan berlapis menjadi kesehariannya.
Kini, medan tugas itu berubah. Dari meja berkas nasional ke jalan-jalan kota santri. Dari ruang kerja pusat ke denyut kehidupan masyarakat daerah.
Baca Juga:Karcis Parkir di Kota tasikmalaya Tak Selalu Diberikan, Jukir Ungkap Problem Tarif dan PengawasanMenghapus Jabatan Balas Dendam, Balas Budi dan Balas Jasa, BKN Beri Warning!
Tasikmalaya Kota bukan sekadar wilayah administratif. Ia memiliki karakter: religius, guyub, namun sensitif terhadap rasa keadilan.
Di kota seperti ini, pendekatan hukum tidak cukup hanya tegas—ia juga harus membumi.
Pergantian Kapolres selalu membawa harapan. Bagi anggota, ini soal irama kepemimpinan baru. Bagi masyarakat, ini tentang rasa aman yang ingin terus dijaga.
Andi Purwanto dihadapkan pada tantangan merawat stabilitas, meningkatkan pelayanan, dan membangun kepercayaan publik—tugas klasik, tapi tak pernah sederhana.
Faruk Rozi telah menutup satu bab di Tasikmalaya. Andi Purwanto membuka halaman baru. Institusi bergerak. Kota terus hidup. Dan publik, seperti biasa, menunggu bukan pada janji, melainkan pada kerja nyata. (red)
