Cagliari hampir pasti enggan melepas pemain inti di tengah musim, sementara Inter juga harus mempertimbangkan aspek administratif, termasuk revisi daftar skuad Liga Champions.
Semua faktor tersebut semakin menguatkan keyakinan bahwa mengejar Palestra di musim panas adalah opsi paling rasional.
Juventus Bidik Lorenzo Lucca
Sementara Inter bersikap hati-hati, Juventus justru aktif memantau pasar.
Baca Juga:Media Brasil: Allegri Minta Thiago Silva Pulang ke AC MilanBahagia di Inter, Alessandro Bastoni Tolak Pinangan Barcelona
Prioritas utama Si Nyonya Tua pada Januari adalah menambah gelandang untuk memperkuat skuad racikan Luciano Spalletti. Namun, opsi merekrut striker juga tetap terbuka.
Menurut laporan TuttoMercatoWeb.com, nama Lorenzo Lucca kembali masuk radar Juventus.
Striker kelahiran 2000 itu saat ini membela Napoli, setelah bergabung dari Udinese dengan status pinjaman disertai kewajiban membeli.
Situasi Lucca di Naples dinilai tidak sepenuhnya ideal. Performa positif Rasmus Højlund serta kembalinya Romelu Lukaku dari cedera membuat peluang bermainnya semakin terbatas.
Kondisi ini membuka celah bagi Juventus, yang tengah kekurangan opsi di lini depan akibat absennya Dusan Vlahovic.
Meski begitu, dua faktor krusial perlu diperhitungkan.
Pertama, Napoli tetap akan menuntaskan kewajiban membeli Lucca dari Udinese, yang nilainya diperkirakan berada di kisaran €25–30 juta, atau sekitar Rp437–525 miliar.
Kedua, presiden Napoli Aurelio De Laurentiis diyakini tidak akan mudah melepas sang pemain ke rival langsung.
Baca Juga:Conte Sindir Inter Usai Tumbangkan AC Milan: Kami Bukan Tim Undangan di Supercoppa ItaliaDemi Tampil di Piala Dunia, Stefan de Vrij dan Davide Frattesi Ingin Tinggalkan Inter Milan
Opsi paling realistis adalah pinjaman, kemungkinan dengan klausul pembelian kembali yang menguntungkan Napoli.
Skema ini memungkinkan Juventus mendapatkan solusi jangka pendek, sembari memberi Napoli kontrol atas masa depan Lucca.
Bursa transfer Januari pun kembali memperlihatkan strategi berbeda dua raksasa Serie A.
Inter memilih bersabar demi stabilitas jangka panjang, sementara Juventus siap bergerak oportunistis demi menutup lubang di skuad.