RADARTASIK.ID – Nama Ruben Loftus-Cheek kembali memicu perdebatan jelang laga penting AC Milan kontra Napoli.
Media Italia menilai kehadiran gelandang asal Inggris itu di starting XI justru kerap membuat Rossoneri kehilangan keseimbangan, meski memberi tambahan opsi dalam menyerang.
AC Milan akan menghadapi Napoli pada semifinal Supercoppa Italia yang digelar di Al-Awwal Park, Riyadh, Jumat, 19 Desember 2025.
Baca Juga:Daftar Bek Incaran Inter Milan untuk Gantikan Denzel Dumfries: dari Marco Palestra hingga Pedro PorroJoao Mario Minta Dijual, Juventus Incar Pierre-Emile Hojbjerg
Selain tiket ke final, laga ini juga mempertaruhkan gengsi dan hadiah uang yang tidak kecil, dengan nilai mencapai sekitar €8 juta.
Pelatih Massimiliano Allegri kini dihadapkan pada dilema klasik di lini tengah: mempertahankan Loftus-Cheek atau memberi kepercayaan kepada Youssouf Fofana sejak menit awal.
Keduanya menawarkan karakter berbeda, namun pilihan Allegri diyakini akan sangat menentukan keseimbangan permainan Milan.
Perjalanan Loftus-Cheek bersama Milan sejauh ini memang penuh dinamika.
Ia sempat tampil impresif di Serie A dan Liga Europa 2024, tetapi performanya kerap terhambat masalah kebugaran akibat cedera otot dalam beberapa musim terakhir.
Ketika berada dalam kondisi fisik terbaik, Loftus-Cheek bisa menjadi senjata berbahaya berkat kualitas teknik dan kemampuannya menyerang ruang kosong.
Di bawah Allegri, Loftus-Cheek sering diposisikan di berbagai peran dan menunjukkan sikap profesional dengan selalu mengutamakan kebutuhan tim.
Dalam dua laga terakhir, ia dimainkan sebagai starter di posisi favoritnya, gelandang tengah dengan kebebasan untuk menusuk pertahanan lawan.
Namun, laporan Calciomercato mengungkap data yang membuat Allegri patut waspada.
Baca Juga:Desember 1899: Kelahiran AC Milan, Klub Besar yang Awalnya Cuma Punya Fans 50 OrangNapoli vs AC Milan: Conte Bawa Lukaku, Allegri Tinggalkan Santiago Gimenez
Dalam beberapa pertandingan musim ini, Milan selalu kebobolan dua gol ketika Loftus-Cheek bermain sebagai gelandang.
Pola itu terlihat sejak laga pembuka melawan Cremonese, lalu terulang saat menghadapi tim lemah seperti Torino dan Sassuolo.
Statistik tersebut memperkuat kesan bahwa Milan masih kesulitan menemukan keseimbangan ketika Loftus-Cheek ditempatkan di peran paling naturalnya.
Bagi Allegri, hal ini menjadi masalah serius, mengingat pelatih asal Livorno itu dikenal sangat menekankan soliditas pertahanan dan disiplin tanpa bola.
Paradoks pun muncul di kubu Rossoneri. Di satu sisi, Loftus-Cheek tampil aktif di sepertiga akhir lapangan dan berkontribusi dalam fase menyerang, termasuk mencatatkan assist untuk gol Bartesaghi.
