BANJAR, RADARTASIK.ID – Kemunculan Batu Kasur di perkebunan karet Batulawang Blok Citapen Dusun Tundagan Desa Batulawang menarik perhatian dari berbagai pihak.
Salah satunya dari Bidang Kebudayaan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Kota Banjar.
Mereka bahkan berencana mengusulkan keberadaan batu yang bisa mengeluarkan suara ketika dipukul itu masuk dalam sebagai cagar budaya.
Baca Juga:Developer di Wilayah Jawa Barat Tiba-Tiba Harus Menghentikan Napas!Update Kasus Endang Juta, Jaksa Bacakan Tuntutan di Pengadilan Negeri Bandung Besok!
“Kita catat dulu sebagai terduga cagar budaya, sebelum nanti menjadi cagar budaya. Karena beberapa situs di Kota Banjar juga masih ada yang masuk kategori terduga cagar budaya,” ucap Kabid Kebudayaan Disdikbud Kota Banjar H Tatang Heryanto, Rabu (17/12/2025).
Dia menjelaskan, Batu Kasur saat ini akan didata terlebih dahulu sebelum dikaji lebih mendalam oleh tim kebudayaan Kota Banjar.
Menurut dia, jika ingin menjadi cagar budaya maka harus diteliti tim arkeologi, yang ahli dalam melakukan penelitian benda-benda bersejarah. Sebelum diputuskan masuk kategori atau tidak.
Proses kajian dan penelitian tidak mudah. Membutuhkan waktu yang cukup lama. Karena harus turun ke lapangan melakukan pengecekan dan meneliti secara detail.
“Harus dikaji dan diteliti lebih mendalam oleh tim, menentukan masuk atau tidaknya sebagai cagar budaya,” jelasnya.
Pihaknya mengaku terkesima dengan Batu Kasur, karena memiliki kelebihan bisa menghasilkan bunyi seperti suara gamelan. Tentu diharapkan bisa menjadi daya tarik tersendiri dalam menarik wisatawan.
Sebelumnya, di kawasan kebun karet Batulawang tepatnya di Blok Citapen Dusun Tundagan Desa Batulawang Kecamatan Pataruman ditemukan batu prasejarah yakni Batu Kasur. Batu itu mengeluarkan bunyi ketika dipukul.
Baca Juga:Tasikmalaya Sudah Dipanggil Jawara, Tinggal Membuktikan Digitalnya Sampai ke Desa atau Berhenti di Panggung!Uang Tahun 2024 Sebesar Rp 51,9 Miliar di Kota Tasikmalaya Jalan-Jalan Tanpa Peruntukan!
Konon berdasarkan legenda, keberadaanya dikaitkan dengan peninggalan Sangkuriang yang jatuh saat akan diserahkan ke Dayang Sumbi. Hal tersebut diungkapkan budayawan Desa Batulawang Ki Demang Wangsafyudin.
Kata dia, itu berdasarkan buku sejarah Jawa Barat. Disusun oleh Profesor Yosef Iskandar bertajuk Yuganing Rajakawasa.
Menurutnya, Batu Kasur dalam catatan mesolitikum atau zaman batu madya adalah suatu periode dalam perkembangan teknologi manusia. Itu terbentuk akibat letusan gunung berapi dari dataran tinggi Bandung, diduga terjadi antara 10 ribu hingga 40 ribu tahun silam. (Anto Sugiarto)
