Saluran Mati Diminta Hidup Lagi, Lapangan Padel di Kota Tasikmalaya Dipaksa Menunggu Mukjizat!

polemik lapangan padel di Kota Tasikmalaya
Pekerja Lapangan Padel di Bungursari Kota Tasikmalaya membuat saluran pengganti sebagai alternatif untuk mengaktifkan kembali saluran air di areal tersebut. istimewa for radartasik.id
0 Komentar

TASIKMALAYA, RADARTASIK.ID — Pembangunan lapangan padel di Bungursari, Kota Tasikmalaya, akhirnya memasuki fase baru: fase menunggu saluran air yang sudah lama wafat untuk diminta bangkit kembali.

Pengembang proyek lapangan padel mengaku menghentikan sementara aktivitas pembangunan, sembari menanti kejelasan rekomendasi teknis dari pemerintah daerah.

Persoalannya sederhana tapi penuh filosofi birokrasi: sebuah saluran air yang menurut pengembang sudah tidak aktif, diminta kembali diaktifkan tanpa boleh diganti.

Baca Juga:Perkuat Identitas Kota Santri, Erlangga Tebar 500 Mushaf Al-Qur’an di Kota TasikmalayaLiputan Khusus Kepala Daerah Dipilih DPRD: Viman-Diky Soroti Konstitusi, Efisiensi, dan Risiko Politik

Humas CV Padel, Ade Yayan, Senin 15 Desember 2025, menjelaskan bahwa pihaknya merasa telah menempuh seluruh tahapan administratif yang diminta.

Namun, justru terhenti di satu titik yang menurutnya sudah tak lagi bernyawa.

“Saluran itu sudah tidak aktif dan bukan aset Pemkot. Semua rekomendasi sudah kita tempuh,” ujar Ade, dengan nada lelah khas orang yang terlalu sering menghadiri rapat teknis.

Dalam rapat terakhir bersama Dinas PUTR Kota Tasikmalaya keputusan pun lahir: saluran lama harus diaktifkan kembali, dan membuat saluran baru adalah pantangan.

Masalahnya, menurut Ade, bagian hulu saluran tersebut sudah lama tidak berfungsi.

“Hulunya sudah tidak aktif. Kita capek juga. Akhirnya opsi yang kita ajukan adalah substitusi, membuat saluran baru,” terangnya.

Namun usulan itu rupanya belum cukup suci untuk disetujui.

Padahal, menurut pengembang, praktik substitusi saluran bukan barang baru di kawasan tersebut.

Baca Juga:Liputan Khusus Kepala Daerah Dipilih DPRD: Kata Mantan Wali Kota Tasikmalaya, Hilangkan ThresholdLiputan Khusus Kepala Daerah Dipilih DPRD: Akademisi Nilai Lebih Efisien dan Minim Korupsi

Gudang dan perumahan di sekitar lokasi disebut-sebut pernah mendapat perlakuan serupa.

“Kalau tidak bisa, kenapa perusahaan atau gudang di sana boleh, perumahan juga banyak yang boleh? Ini terkesan tebang pilih,” ucapnya.

Sementara itu, progres pembangunan lapangan padel baru menyentuh angka sekitar 20 persen.

Meski merugi, pengembang memilih mematuhi penghentian sementara. Alasannya bukan semata aturan, tapi juga kemanusiaan.

“Tidak apa-apa rugi. Kasihan juga pekerja kalau ditutup langsung,” ujar Ade.

Ia juga mengakui bahwa sekitar enam meter bangunan memang menutup saluran.

Namun menurutnya, secara fungsi, saluran tersebut sudah tidak lagi mengairi sawah atau kepentingan publik.

“Sekarang bukan untuk sawah. Tidak ada yang dirugikan. Kenapa kita tidak bisa, yang lain bisa,” katanya, mengulang pertanyaan yang tampaknya belum menemukan jawaban.

0 Komentar