BANJAR, RADARTASIK.ID – Rumah Ade Jamal, di RT 03 RW 12 Lingkungan Cikabuyutan Timur (Ciktim) Kelurahan Hegarsari Kecamatan Pataruman ambruk sejak Agustus 2025. Sejak itu, dia mengungsi ke rumah saudaranya.
Hingga kini Ade belum bisa kembali. Belum ada upaya perbaikan. Rumah itu menurut Ade merupakan peninggalan orang tuanya.
Ambrunya atap diduga karena kondisinya sudah lapuk dan tikus yang berlarian di atap rumah.
Baca Juga:Uang Tahun 2024 Sebesar Rp 51,9 Miliar di Kota Tasikmalaya Jalan-Jalan Tanpa Peruntukan!Demokrasi Berutang, Korupsi Menagih: Ketika Kursi Kekuasaan Dibeli dengan Cicilan!
“Waktu ambruk, saya tidak bekerja (menganggur), sehingga tidak punya biaya untuk dilakukan perbaikan dan hanya bisa pasrah,” ucapnya, Senin (15/12/2025).
Menurutnya, saat ambruk, ketua RT dan RW mengusulkan untuk mengajukan bantuan ke pemerintah. Tapi dia sempat menolak karena malu.
Dia berdalih, karena kondisinya masih sehat dan memiliki jiwa muda sehingga malu ketika menerima bantuan pemerintah.
Akan tetapi di sisi lain, saat itu tidak bekerja alias menganggur.
“Memperbaiki rumah bukan uang yang sedikit, tapi banyak. Sebanyak itu uang dari mana, kalau nerima bantuan merasa malu,” tegasnya.
Akhirnya sebulan kemudian, dia menerima bujukan para pengurus lingkungan (RT dan RW) untuk mengajukan bantuan ke pemerintah melalui Baznas Kota Banjar.
“Tidak perlu bagus-baguslah, asal atapnya yang ambruk bisa diperbaiki seperti semula sehingga bisa ditempati kembali,” terangnya.
Baca Juga:Benarkah Ada Peran "Ketua Para Pemuda" di Balik Proyek Padel Bermasalah Kota Tasikmalaya!Jalan Panjang Unsil Tasikmalaya Menuju Fakultas Kedokteran Akan Dimulai!
Ketua RW setempat, Cepi, menjelaskan, ada rumah warganya yang ambruk dan sudah diajukan untuk dapat bantuan dari Baznas Kota Banjar.
“Kami sudah ajukan ke Baznas, tapi memang belum ada realisasinya. Sampai sekarang masih menunggu bantuan turun,” katanya.
Lurah Hegarsari, Angga Tripermana, mengatakan rumah Ade sudah dilaporkan ke Baznas pada September 2025.
“Tadi ada dari Baznas ke lokasi didampingi sama staf Kelurahan Hegarsari dan juga pendamping PKH,” katanya.
Terpisah, Ketua Baznas Kota Banjar, H Undang Munawar, mengatakan kuota bantuan rutilahu (bencana/musibah) tahun ini sudah habis. Pihaknya akan inventarisir di tahun 2026 nanti.
“Jika dilihat dari luas rumah tersebut, anggaran dari Baznas tidak akan cukup. Mengingat besaran anggaran yang diberikan untuk rutilahu maksimal Rp10 juta (bentuk material dan upah pekerja),” ucapnya. (Anto Sugiarto)
