TASIKMALAYA, RADARTASIK.ID – Warga Desa Nagrog, Kecamatan Cipatujah, Kabupaten Tasikmalaya, terpaksa mempertaruhkan keselamatan jiwa setiap hari akibat kondisi dua jembatan penghubung yang tidak layak digunakan.
Kedua jembatan tersebut, yakni jembatan gantung berbahan kayu yang telah lapuk dan jembatan beton rendah yang kerap terendam air, merupakan akses utama masyarakat untuk menunjang aktivitas ekonomi, pendidikan, dan layanan kesehatan.
Jembatan gantung yang menghubungkan dua desa di Kecamatan Cipatujah itu kini berada dalam kondisi rusak parah. Struktur jembatan yang melintasi aliran sungai tersebut menunjukkan kerusakan serius, baik pada lantai papan kayu maupun rangka penyangga.
Baca Juga:GP Ansor Kabupaten Tasikmalaya Kuatkan Kader, Gelar Konsolidasi Organisasi di Enam ZonaAnggota DPRD Kabupaten Tasikmalaya Aldira Yusup Soroti Penutupan Tambang Emas: WPR Belum Dirasakan Rakyat!
Jembatan tersebut memiliki konstruksi utama berupa lantai dari papan kayu yang ditopang sling baja di kedua sisi. Namun saat ini kondisinya miring, besi jalur bagian bawahnya putus, dan sebagian besar papan sudah lapuk sehingga sangat berbahaya untuk dilalui.
Selain jembatan gantung, warga juga bergantung pada jembatan beton pendek yang dibangun di atas dasar sungai. Jembatan ini hanya dapat dilalui saat debit air sungai surut. Ketika hujan deras dan air sungai meningkat, jembatan tersebut akan terendam sepenuhnya, memutus akses kendaraan bermotor dan membahayakan keselamatan pengguna.
Pengendara sepeda motor yang memaksakan diri melintas saat air tinggi berisiko kehilangan kendali dan terseret arus sungai.
Ketua Karang Taruna Desa Nagrog, Muharom, mengatakan sebagian besar papan kayu yang menjadi pijakan di jembatan gantung telah lapuk. Kondisi jembatan yang miring membuatnya sudah tidak layak digunakan.
“Jembatan ini sudah lama tidak digunakan oleh warga. Khawatir tiba-tiba jembatannya putus dan warga yang lewat jatuh ke sungai,” ujarnya, Minggu (14/12/2025).
Muharom menjelaskan, jembatan gantung tersebut merupakan akses tercepat bagi warga untuk mengangkut hasil pertanian dan perkebunan menuju pasar, anak-anak menuju sekolah, serta akses menuju layanan kesehatan.
Meski di bawah jembatan gantung terdapat jembatan lain hasil swadaya murni warga, kondisi jembatan tersebut tetap dinilai tidak aman. Saat hujan deras turun dan debit air sungai meningkat, bagian jembatan yang biasa dilalui warga akan tertutup air.
