Provokatif dan Ceplas-Ceplos, Luciano Spalletti Jadi Ujian Baru Manajemen Juventus

Luciano Spalletti
Luciano Spalletti Foto: Tangkapan layar Instagram@juventus
0 Komentar

RADARTASIK.ID – Luciano Spalletti dikenal sebagai sosok yang lugas, penuh energi, dan kerap menggunakan kata-kata tajam untuk menggugah mental pemainnya.

Namun, gaya komunikasi yang provokatif itu kini menjadi ujian nyata bagi manajemen Juventus, yang tengah mencari kestabilan setelah pergantian pelatih yang terlalu sering dalam satu setengah tahun terakhir.

Beberapa pernyataan Spalletti dalam beberapa hari terakhir cukup mencuri perhatian publik.

Baca Juga:Media Italia Peringatkan AS Roma: AC Milan Siap Bajak Joshua ZirkzeeInter Siap Korbankan Thuram Demi Striker Brasil, Barcelona Resmi Perpanjang Kontrak Eric García

Kalimat “Mereka pasti punya wajah seperti bajingan kecil,” yang diarahkan khusus kepada Jonathan David dan Lois Openda, serta ungkapan “Ada situasi memalukan di Juventus–Pafos, kami tidak senang,” yang ditujukan kepada seluruh skuad, menunjukkan bagaimana ia mencoba membentuk karakter tim melalui bahasa yang keras.

Menariknya, Spalletti tak segan mengkritik dirinya sendiri, seperti saat ia menyebut kesalahannya “merugikan Napoli di babak pertama” pada musim sebelumnya.

Fokus utama Spalletti saat ini adalah menanamkan rasa “kebanggaan” dalam tim.

Ia sadar benar bahwa Juventus yang ia tangani bukanlah skuad yang paling komplet secara teknis maupun kualitas individu.

Karena itu, baginya, target awal bukanlah permainan indah atau perebutan gelar, melainkan mempertahankan identitas Juventus sebagai tim yang tidak mudah dikalahkan.

Mentalitas, bagi Spalletti, menjadi fondasi yang harus dibangun ulang sebelum bicara ambisi besar seperti scudetto.

Dalam konteks motivasi internal itu, ucapan-ucapan emosional Spalletti bisa dipahami.

Namun ada satu syarat yang tak bisa diabaikan: dukungan penuh dari klub. Tanpa itu, kata-kata provokatif bisa berubah menjadi bumerang, terutama bila melihat situasi kontrak sang pelatih.

Baca Juga:4 Pemain yang Akan Dikorbankan AC Milan di Bursa Transfer Januari: Nkunku dan Gimenez Masuk Daftar JualLazio Cuci Gudang: Guendouzi dan Taty Castellanos Masuk Daftar Jual

Kontrak Spalletti tertulis berakhir pada 30 Juni 2026, namun ia baru mengambil alih jabatan pada 30 Oktober setelah pemecatan Tudor, kondisi yang membuat posisinya rentan.

Beppe Marotta—mantan CEO Juventus yang kini memimpin Inter—pernah menegaskan pentingnya tidak memulai musim dengan pelatih yang kontraknya hampir habis.

Situasi Juventus bahkan lebih rumit, karena mereka memulai era Spalletti di tengah musim dan tanpa kepastian jangka panjang.

Giorgio Chiellini sempat menyampaikan bahwa klub ingin membangun proyek jangka panjang bersama Spalletti.

0 Komentar