Para Ilmuwan Sukses Kembangkan Baterai Natrium-Ion Solid-State, Mobil Listrik Jadi Lebih Murah?

Mobil Listrik
Para Ilmuwan Sukses Kembangkan Baterai Natrium-Ion Solid-State, Mobil Listrik Jadi Lebih Murah?
0 Komentar

RADARTASIK.ID – Para ilmuwan kembali mencatatkan terobosan penting dalam pengembangan teknologi baterai yang berpotensi mengubah masa depan kendaraan listrik (electric vehicle/EV).

Kali ini, inovasi datang dari baterai natrium-ion (Na-ion) berbasis solid-state, yang diklaim lebih aman dan berbiaya lebih rendah dibanding baterai lithium-ion (Li-ion) yang saat ini mendominasi pasar global.

Temuan ini dipublikasikan dalam dua jurnal ilmiah bergengsi, Advanced Materials dan Advanced Functional Materials, yang menyoroti pengembangan material elektrolit solid baru dengan kinerja menjanjikan.

Mengapa Baterai Lithium-Ion Dianggap Berisiko?

Baca Juga:Usai Kesuksesan Lini EV, BYD Siap Hadirkan Mobil Hybrid PHEV di Indonesia di Tahun 2026Pyo Ye Jin Curi Perhatian di Kampus dalam Episode Terbaru Drama Korea Taxi Driver 3

Baterai lithium-ion selama ini menjadi tulang punggung berbagai perangkat elektronik, mulai dari ponsel hingga mobil listrik. Namun, teknologi ini memiliki kelemahan serius dari sisi keamanan.

Salah satu risiko utama adalah thermal runaway, yakni kondisi ketika suhu baterai meningkat secara ekstrem akibat korsleting atau kerusakan fisik.

Situasi ini dapat memicu kebakaran bahkan ledakan, terutama karena baterai Li-ion masih menggunakan elektrolit cair organik yang sangat mudah terbakar.

Dengan meningkatnya adopsi mobil listrik secara global, isu keselamatan baterai menjadi perhatian besar bagi produsen maupun konsumen.

Keunggulan Baterai Natrium-Ion Dibanding Lithium-Ion

Baterai natrium-ion mulai dilirik sebagai alternatif karena menawarkan tingkat keamanan yang lebih baik.

Natrium memiliki potensi elektrokimia lebih rendah dibanding lithium, sehingga risiko kegagalan termal jauh lebih kecil.

Selain itu, material katoda pada baterai Na-ion cenderung lebih stabil. Natrium juga jauh lebih melimpah di alam dibanding lithium, yang berarti biaya produksi dan ketergantungan rantai pasok dapat ditekan secara signifikan.

Baca Juga:Bocoran Episode 11 Moon River, Dal I Gunakan Trik Menarik untuk Luluhkan Ratu JandaDenza akan Hadirkan Tiga Mobil Baru untuk Indonesia pada 2026, Dari Sedan Listrik hingga SUV

Tidak hanya itu, baterai Na-ion dinilai lebih ramah lingkungan karena lebih mudah didaur ulang dan tidak mengandung logam berat berbahaya.

Tantangan utama baterai natrium-ion selama ini adalah kepadatan energi yang lebih rendah serta degradasi yang lebih cepat dibanding Li-ion. Namun, penelitian terbaru ini menunjukkan solusi yang menjanjikan.

Para ilmuwan mengembangkan elektrolit solid-state yang mengandung sulfur dan klorin.

Material ini mampu menghantarkan ion dengan performa mendekati elektrolit cair, tetapi dengan tingkat keamanan yang jauh lebih tinggi karena tidak mudah terbakar.

0 Komentar