Hartono bersaudara—pemilik Grup Djarum dengan estimasi kekayaan bersih mencapai US$50 miliar—secara penuh menutup defisit tersebut.
Sejak mengambil alih Como pada 2019, mereka telah mengucurkan dana hampir €400 juta, atau sekitar Rp6,96 triliun, ke dalam klub.
Menariknya, meski mencatat kerugian kumulatif sebesar €171 juta (sekitar Rp2,98 triliun) dalam tiga tahun terakhir, Como tetap berada dalam kondisi finansial yang sehat.
Baca Juga:Fantastis! Keluarga Agnelli Tolak Tawaran Rp19 Triliun Tunai untuk Lepas JuventusProvokatif dan Ceplas-Ceplos, Luciano Spalletti Jadi Ujian Baru Manajemen Juventus
Klub mencatat aset bersih positif sebesar €32 juta per 30 Juni 2025, atau sekitar Rp557 miliar, dan tidak memiliki utang finansial.
Manajemen Como menegaskan bahwa kerugian €105 juta bukan kegagalan, melainkan bagian dari strategi jangka panjang.
Dalam pernyataan resminya, direksi klub menyebut defisit tersebut sebagai “investasi yang direncanakan di sektor olahraga dan komersial, sejalan dengan ekspektasi dewan direksi.”
Target utama Como bukan keuntungan instan, melainkan konsisten berada di Serie A.
Bertahan di kasta tertinggi diyakini akan membuka peluang pendapatan yang lebih besar, mulai dari hak siar, sponsor, hingga nilai komersial klub di masa depan.
Dengan sokongan finansial kuat dan visi jangka panjang yang jelas, Como siap menanggung kerugian saat ini demi membangun fondasi sebagai kekuatan baru di Serie A.
