Seiring pembangunan fisik, reformasi birokrasi ikut digulirkan. Digitalisasi layanan publik, optimalisasi command center, serta pembenahan tata ruang dan pengelolaan aset menjadi fondasi penting untuk memastikan pembangunan 2025–2029 lebih terarah dan berbasis data. Evaluasi kinerja perangkat daerah dilakukan lebih rutin agar setiap OPD berjalan selaras dengan visi kota.
Menutup 2025, arah pembangunan ke depan pun mulai dipertegas. Tahun 2026 dipersiapkan sebagai fase lanjutan dengan dampak yang lebih terasa. Fokus diarahkan pada pemerataan pembangunan antar-kecamatan, peningkatan infrastruktur dasar dan konektivitas, penguatan sumber daya manusia melalui pendidikan dan pelatihan, perluasan program sosial yang responsif, serta peningkatan kualitas lingkungan dan ketahanan bencana.
“Tasikmalaya harus menjadi kota yang nyaman, maju dan setara bagi semua warga. Apa yang dimulai pada 2025 adalah fondasinya, dan 2026 adalah tahapan akselerasinya,” ujar Viman.
Baca Juga:Meneropong Beban Hening Sekda Kota Tasikmalaya Asep Goparullah!Pengamat Heran, Kota Tasikmalaya Kota Tasikmalaya Seperti Jalan di Tempat, Tak Ada Perubahan Menonjol
Tahun pertama kepemimpinan ini menjadi penanda bahwa komitmen kuat, kerja terukur, dan sinergi lintas pemerintahan mampu mempercepat transformasi kota. Pemerintah Kota Tasikmalaya menyatakan kesiapan untuk terus melaju, dengan ritme pembangunan yang lebih cepat, manfaat yang lebih luas, dan arah yang semakin jelas. Kota bergerak, pelayanan menguat, Tasikmalaya melaju.
Wakil Wali Kota Diky Candra menmbahkan bahwa kolaborasi menjadi kunci percepatan di Kota Tasikmalaya.
“Banyak pekerjaan rumah kota yang membutuhkan dorongan dari provinsi dan pusat. Mulai dari perbaikan infrastruktur, layanan pendidikan, hingga penanganan kawasan perkotaan. Dengan sinergi, semuanya lebih cepat dan lebih pasti,” ujarnya. (Firgiawan)