TASIKMALAYA, RADARTASIK.ID – Rumah itu terlalu besar untuk sekadar disebut rumah. Lebih tepat disebut kawasan.
Satu hektare lebih. Rimbun. Tenang. Adem. Alamatnya pun terdengar sangat “Jakarta lama”: Jalan Bambu Apus No 11.
Saya sampai di sana sebelum matahari turun total. Udara yang biasanya keras di Jakarta Timur tiba-tiba lunak begitu melewati gerbangnya.
Baca Juga:Meneropong Beban Hening Sekda Kota Tasikmalaya Asep Goparullah!Pengamat Heran, Kota Tasikmalaya Kota Tasikmalaya Seperti Jalan di Tempat, Tak Ada Perubahan Menonjol
Pepohonan besar berjajar seperti penjaga setia—seakan menunjukkan bahwa tuan rumah memang menyukai keteduhan lebih daripada kemegahan.
Di dalam, tiga guest house berdiri di sudut berbeda. Tidak seperti paviliun pejabat, yang sering kosong tapi dibersihkan tiap hari.
Tiga rumah tamu ini justru terlihat “hidup”seperti betul-betul disiapkan untuk orang datang dan menginap kapan saja.
Rupanya memang begitu.
“Kalau orang capai habis rapat, ya tinggal di sini saja,” kata H Amir Mahpud, Ketua DPD Gerindra Jawa Barat, sambil tersenyum setengah serius.
Gaya bicaranya langsung terasa: blak-blakan. Tidak banyak jeda. Tidak suka muter-muter.
Perbincangan dimulai di beranda belakang. Tempat duduknya dari kayu besar, dipotong utuh. Sederhana tapi kokoh—mirip karakternya.
H Amir langsung bicara soal Jawa Barat. Tanpa pemanasan. Tanpa pencitraan.
Baca Juga:Endang Juta Sebut Dirinya Tak Masuk Pengurus CV Galunggung MandiriHakim Ungkap Hasil BAP Endang Juta, Dalih Tumpukan Pasir Sisa Reklamasi Terpatahkan
“Jawa Barat ini, Kang… rakyatnya besar, potensinya besar, tapi kesejahteraannya belum besar.”
Kalimat itu seperti keluar begitu saja, tanpa direncanakan. Tapi justru di situlah terlihat kesungguhannya.
Ia lalu bicara tentang keinginannya menjadi orang yang bermanfaat. Bukan lewat kata-kata. Lewat posisi.
“Kalau hanya jadi pengusaha, manfaat saya terbatas. Tapi kalau memegang kekuasaan, apalagi di partai, saya bisa bantu lebih banyak orang.”
Logika itu sederhana. Terlalu jujur untuk ukuran politisi. Tapi H Amir memang begitu: lebih nyaman bicara apa adanya.
Ia lalu menyebut bahwa Gerindra di bawah kepemimpinannya sudah punya 18 kota dan kabupaten di Jawa Barat sebagai daerah basis. Nada suaranya bukan pamer. Lebih seperti laporan hasil kerja.
“Kalau mau menyejahterakan rakyat, ya harus punya daerah yang bisa dibantu. Harus punya pengaruh. Harus punya instrumen,” lanjutnya.
