Soroti Minimnya Pelestarian Budaya Lokal, Mahasiswa Unsil Gelar Pameran Jurnalistik "Permata Tasik"

PAMERAN JURNALISTIK
Salah satu kelompok mahasiswa mempresentasikan film dokumenter yang diputar dalam acara Pameran Jurnalistik di Laboratorium Diksatrasia Unsil, Selasa (9/12/2025). (Fitriah Widayanti/Radartasik.id)
0 Komentar

TASIKMALAYA, RADARTASIK.ID – Program Studi Pendidikan Bahasa Indonesia Universitas Siliwangi (Unsil) menggelar Pameran Jurnalistik bertajuk Permata Tasik dalam Bidik Jurnalistik di Laboratorium Diksatrasia Unsil, Selasa (9/12/2025).

Acara tahunan tersebut menampilkan karya mahasiswa semester tujuh berupa film dokumenter dan pameran foto yang mengangkat kekayaan budaya lokal Tasikmalaya.

Ketua pelaksana acara, Hizkia Dwi Prayoga, menjelaskan bahwa pameran tersebut merupakan implementasi dari salah mata kuliah Manajemen Penerbitan di mana output yang dihasilkan berorientasi pada produksi karya jurnalistik.

Baca Juga:Satu Dekade Sharp Greenerator: Konsisten Menumbuhkan Generasi Muda yang Peduli LingkunganSambut Malam Pergantian Tahun, Alhambra Hotel & Convention Tasikmalaya Suguhkan “Year End Gala Dinner 2025”

Ia menyebut pemilihan film dokumenter sebagai format utama dilakukan karena terbukti efektif dan mendapat respons positif pada penyelenggaraan tahun sebelumnya.

Melalui karya yang ditampilkan, para mahasiswa berfokus pada kesenian dan kerajinan tradisional seperti karinding, kesenian Lais, hingga kerajinan Rajapolah. Hizkia menuturkan, tema tersebut dipilih berdasarkan kegelisahan mahasiswa yang menilai generasi muda belum terlibat optimal dalam pelestarian budaya.

“Kami merasa sebagai generasi muda belum memiliki impact yang nyata terhadap pelestarian budaya di Tasikmalaya,” ujar Hizkia.

Di sisi lain, ia menilai upaya pelestarian budaya lokal masih belum berjalan maksimal. Ia menyebut belum menemukan program yang secara khusus menyoroti kesenian tradisional yang mereka angkat dalam proyek film dokumenter tersebut.

“Saya cukup miris karena belum ada pelestarian yang cukup baik. Bahkan di dinas terkait belum ada program kerja yang spesifik untuk budaya-budaya itu,” tuturnya.

Setelah melalui proses produksi sejak Oktober, Hizkia menyampaikan kepuasannya karena acara dapat terlaksana dengan baik.

Ia berharap pameran ini tidak hanya sebatas dokumentasi budaya, tetapi juga mampu menggugah kesadaran publik dan perhatian pemangku kebijakan.

Baca Juga:Sharp Perluas Aksi Pengurangan Sampah Plastik Lewat Peresmian Mesin RVM di Plaza IndonesiaJNE Gratiskan Ongkir Bantuan ke Aceh, Sumbar, Sumut dan Sekitarnya, Bergerak Bersama Peduli Bencana

“Harapan kami setelah kegiatan ini, teman-teman bisa lebih memahami, melestarikan, dan mengembangkan budaya yang ada di Tasikmalaya. Ini juga bisa menjadi pemantik untuk dinas terkait,” pungkasnya. (Fitriah Widayanti)

0 Komentar