RADARTASIK.ID – Kehidupan sepak bola Mehdi Taremi seperti kembali berputar ke titik cerah pada musim ini.
Setelah masa-masa kelam bersama Inter Milan, penyerang berpengalaman asal Iran itu menemukan kembali ketajamannya di Olympiacos.
Namun di tengah kebangkitan tersebut, Taremi justru menghadapi ancaman yang jauh lebih besar daripada sekadar persoalan performa.
Baca Juga:Capello Marah Inter Milan Dikalahkan Liverpool: “Penalti Seperti Ini Adalah Sebuah Aib”Terancam Dipecat Real Madrid Jika Kalah dari City, Guardiola Sarankan Xabi Alonso Kencing Sendiri
Menurut media Italia, ia berpotensi absen dari Piala Dunia 2026 akibat hambatan geopolitik dan regulasi imigrasi Amerika Serikat.
Musim ini, Taremi tampil seakan terlahir kembali. Di usia 33 tahun, ia kembali menemukan sentuhan yang sempat hilang selama petualangannya di Serie A.
Enam gol dalam delapan pertandingan Liga Yunani menjadi bukti betapa cepatnya ia beradaptasi di Olympiacos.
Di Liga Champions, ia bahkan mencetak gol melawan Real Madrid—sesuatu yang mengembalikan ingatan publik pada masa jayanya bersama Porto.
Dalam hitungan beberapa bulan saja, jumlah golnya di Yunani hampir tiga kali lipat dari torehan yang ia buat selama semusim mengenakan seragam Inter.
Namun di balik performa impresif tersebut, bayang-bayang ketidakpastian justru semakin menguat.
Piala Dunia 2026 yang akan digelar di tiga negara—AS, Kanada, dan Meksiko—membawa persoalan baru bagi pemain-pemain dari negara yang masuk daftar pembatasan visa Amerika Serikat.
Baca Juga:Media Argentina Yakin Dybala Akan Gabung Boca Juniors: Saudaranya Berusaha Akhiri Kontraknya di AS RomaPencari Bakat AC Milan Amati Langsung Tarik Muharemovic, Baldanzi Siap Tinggalkan AS Roma
Iran termasuk di dalamnya, dan posisi Taremi menjadi semakin rumit karena masa lalu militernya.
Sebelum meniti karier profesional, Taremi pernah menjalani wajib militer di Garda Revolusi Iran, sebuah institusi yang masuk daftar entitas yang dibatasi oleh pemerintah AS.
Status tersebut dapat membuatnya secara otomatis ditolak ketika mengajukan visa masuk ke Amerika Serikat.
Tanpa visa, ia tidak akan dapat mengikuti pertandingan Piala Dunia yang berlangsung di wilayah AS—yang jumlahnya diperkirakan mendominasi babak utama turnamen.
Situasi ini tak hanya mengkhawatirkan bagi sang pemain, tetapi juga bagi Federasi Sepak Bola Iran.
Presiden federasi bahkan turun langsung menanggapi kondisi tersebut.
“Kita perlu mempertimbangkan berbagai opsi untuk Piala Dunia, sehingga jika mereka memutuskan untuk tidak memasukkan pemain tertentu, kita sudah memiliki alternatif,” ujarnya.
