RADARTASIK.ID – Duel panas akan tersaji di San Siro pada Rabu (10/12) dini hari ketika Inter Milan menjamu Liverpool dalam lanjutan Liga Champions.
Pertarungan ini bukan sekadar bentrokan dua klub raksasa Eropa, tetapi juga pertemuan dua pertahanan terbaik di kompetisi yang musim ini dikenal dengan kekokohannya.
Atmosfer San Siro dipastikan menggelegar, terlebih kedua tim datang membawa situasi yang sangat berbeda.
Baca Juga:Sacchi Minta Inter dan Napoli Waspadai AC Milan: Ramal Rossoneri di Puncak Klasemen pada Musim SemiInter Bersaing dengan AC Milan Datangkan Kiper Rp343 Miliar Lulusan Akademi Freiburg
Inter tiba dengan stabilitas dan performa konsisten, sementara Liverpool justru berada dalam tekanan besar.
Klub Merseyside itu tercecer ke papan tengah Liga Premier dan disebut sedang mengalami kekacauan internal, terutama setelah kasus Mohamed Salah yang tidak dipanggil usai mengkritik pelatih Arne Slot usai hasil imbang 3–3 melawan Leeds.
Meski begitu, kualitas individual Liverpool tetap mengerikan. Mereka baru saja menutup bursa transfer musim panas dengan belanja besar lebih dari €500 juta atau sekitar Rp9,7 triliun.
Dana tersebut digunakan untuk mendatangkan tujuh pemain baru dengan nilai fantastis, di antaranya:
– Giorgi Mamardashvili seharga €30 juta (≈ Rp582 miliar)
– Alexander Isak sebagai pembelian terbesar, €145 juta (≈ Rp2,81 triliun)
– Riccardo Leoni €31 juta (≈ Rp602 miliar)
– Jeremie Frimpong €40 juta (≈ Rp776 miliar)
– Milos Kerkez €47 juta (≈ Rp912 miliar)
– Florian Wirtz €125 juta (≈ Rp2,43 triliun)
– Hugo Ekitiké €95 juta (≈ Rp1,84 triliun)
Namun, Leoni dan Frimpong dipastikan absen karena cedera, tetapi kekuatan Liverpool tetap tidak bisa diremehkan.
Pertarungan Inter vs Liverpool diprediksi akan sangat ditentukan oleh duel di lini tengah.
Legenda sepak bola Inggris, Paul Ince, menegaskan bahwa area tersebut akan menjadi kunci kemenangan.
Baca Juga:Rating Pemain AC Milan saat Tumbangkan Torino 3-2: Pulisic Terbaik, Leao TerburukChivu Tak Berani Janjikan Inter Bermain dengan Garis Pertahanan Tinggi saat Jamu Liverpool
“Siapa pun yang menguasai lini tengah akan menang,” katanya kepada La Gazzetta dello Sport.
“Liverpool punya pemain-pemain top seperti Gravenberch, Szoboszlai, dan Mac Allister. Calhanoglu adalah bosnya, tapi yang paling mirip gaya bermain saya adalah Barella. Saya hanya ingin melihat dia mencetak lebih banyak gol,” lanjutnya.
Nicolò Barella memang kerap lebih memilih memberikan umpan dibanding menembak langsung dan memimpin jumlah umpan langsung ke kotak penalti di lima liga top Eropa.
