“Ketika pendapatan turun, pemerintah tak bisa bekerja seperti biasa. Harus mencari sumber pendapatan baru, mengejar dana insentif berbasis kinerja, membuka terobosan. Yang terjadi sekarang: semuanya berjalan rutinitas. Yang penting aman,” ujarnya.
Di akhir analisisnya, Nandang merumuskan satu kritik pamungkas: kepemimpinan Viman masih bergerak pada tataran simbolik.
“Viman rajin lari pagi keliling kota. Tapi ia tidak turun ke pelosok, padahal masalah layanan publik justru di pelosok. Kalau ini tidak disadari, ya hasilnya seperti sekarang,” tandasnya. (Firgiawan)
